Laman

Bercanda sekedarnya saja

0 komentar


Dewasa ini bercanda merupakan hal yang lumrah terjadi di masyarakat, isi senda gurau tersebut bukan saja dalam bentuk perkataan yang halus dan benar, namun terdapat juga senda gurau yang berisi kebohongan. Sangat ironi sekali, yang seharusnya waktu kita terisi dengan hal-hal yang bermanfaat justru malah berisi guyonan yang berlebihan.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, ia mengatakan Rasulullah Shallallahu 'alahi Wasallam bersabda : " Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya." (Hadist hasan, diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi)

Senda gurau akan menjadi masalah ketika sudah keterlaluan, sehingga orang yang seharusnya menuntut kesungguhan, malah beranggapan sebagai satu hal yang sepele dan bahan lelucon. Sedangkan yang tidak sejalan dengan mereka, di tuduh sebagai orang yang kolot dan tertutup. 

Hal yang sangat memilukan lagi telah tersedia panggung-panggung sandiwara atau perlombaan yang menuntut seberapa kreatif pemain tersebut "memaksakan" dirinya untuk tampil secara maksimal, tidak jarang juga timbul perkataan-perkataan hinaan sesama saudaranya sendiri. 

Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Celakalah seorang yang berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Ahmad).

Yang lebih parahnya lagi sebagain orang membawa nama islam sebagai bahan candaan seperti hijab itu kolot, tidak gaul, neraka itu tidak ada dan lain sebagainya. Sungguh berhati-hatilah karena secara tidak langsung mereka telah menghina syariat Allah Subhanahu Wa'ala. 

“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab,”Sesungguhnya kami hanyalah bersendau gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu meminta maaf, karena engkau telah kafir sesudah beriman…” (Qs. At Taubah: 65-66).

Ayat ini turun berkaitan dengan seorang laki-laki yang mengolok-olok dan berdusta dengan mengatakan bahwa Rasulullah dan shahabatnya adalah orang yang paling buncit perutnya, pengecut dan dusta lisannya. Padahal laki-laki ini hanya bermaksud untuk bercanda saja. Namun bercanda dengan mengolok-olok atau mengejek syari’at agama dilarang bahkan dapat menjatuhkan pelakunya pada kekafiran.

Islam tidak melarang candaan selama tidak berlebihan sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alahi Wasallam pernah melakukannya dengan para istrinya dan sahabatnya. 

Anas bin Malik radhiyallahu’anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya, “Hai dzul udzunain (wahai pemilik dua telinga).”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bercanda, namun tetap jujur serta tidak ditambahi kata-kata dusta. 

Beliau bersabda, “Sesungguhnya aku juga bercanda, dan aku tidak mengatakan kecuali yang benar.” (HR. At-Thabrani dalam Al-Kabir)

“Aku menjamin sebuah taman di tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah Surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun ia bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seorang yag baik akhlaknya.” (HR. Abu Daud)

Oleh karena itu wahai saudaraku berhati-hatilah dalam senda gurau kalian. Wallahu'alam