Laman

Aku

0 komentar

Saya pernah berkata dalam status Facebook

"Saya hidup untuk beribadah, biarkan aku tunduk menyembah Rabbku dengan caraku. Dia nafasku, gerakku, hidupku, matiku, segalanya bagiku."

Ini sudah mengindikasikan seorang hamba yang tahu jalan pikirannya sendiri, tahu langkah-langkah hidup apa saja yang harus ditempuh, karena dia paham segala hal tentang pribadi, kita sendiri yang tahu, luar biasa bukan? pikiran ini tidak akan terlintas begitu saja kalau bukan mengalami cobaan hidup panjang dan pembelajaran yang dalam. 

Bagi sebagian orang ini benar-benar membingungkan, tetapi bagi yang paham dan pernah mengecap jalan yang sama, hal ini bisa dimaklumi.

Mama juga pernah bilang, usiamu terlalu muda untuk berpikir tua. Hal yang wajar, karena di dunia ini begitu banyak yang harus dipikir *pegang kepala

Ini juga tidak lepas dari kemampuan mengenal siapa dirimu? karena disaat kita tahu, semua terasa ringan, dan itu artinya kita siap membuka lembaran hidup baru ke depannya. Kembali teringat, my inspiraing woman ummul mukminin Aisyah Radhiyallahu 'anhu, berarti betul nama adalah doa. 

Olehnya, seseorang tidak akan pernah menemukan jawabannya, kalau ia tak bertanya, kok bisa ya? benar Allah berkata dalam kitabnya:

"Wahai orang-orang yang beriman! jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesal perbuatanmu itu." (QS. Al-Hujurat: 6)

Dari ayat ini juga, saya menjadi seorang perempuan yang suka membanding-bandingkan masalah, maksudnya jika ada berita saya tidak secepat kilat mengambil infonya, lakukan analisis terlebih dahulu, karena efeknya bisa berbahaya (menyangkut reputasi seseorang, lembaga, organisasi, kantor dll). Tapi, tidak menutup diri mengambil info dari siapa saja sebab setiap orang adalah guru bahkan Rosulullah juga menganjurkan hal ini. namun, sudah paten sesuatu yang valid diambil dari sumber asli dan siapa yang membawanya. 

Yang jelas, bersifat aku bukan berarti kita ego, tetapi harus ada saling menghargai karena perbedaan, dengan satu tujuan menuju peribadatan kepada Allah SWT dan Rosul sebagai teladan, setuju?