Laman

Saturday, August 06, 2011

Bulan "Kesholehan"

Memasuki bulan ramadhan simbol-simbol yang bernuansa islami mulai semarak terlihat. Yang paling mencolok tuh barang-barang mulai naik, sekarang ibu-ibu mulai pada pusing, mengetatkan belajaan. Tapi aneh, walaupun harga-harga pada naik, tapi tetap banyak orang berebut membeli barang-barang baru, termasuk baju baru. Kenapa ya?

Ada lagi sinetron, iklan dan musik islami menjamur, semuanya menampilkan ikon-ikon yang islami, wanita berhijab, lelaki berkopiah, lantunan ayat suci Al-Qur’an dan lain sebagainya Tapi kok hanya rame pada bulan ramadhan saja ya?

Sebagain artis-artis rata-rata berkerudung atau malah hampir semua, walaupun belum sampai pada taraf syar’i, yang jelas mereka menutup rambut mereka, selebihnya boleh ketat. Tapi kok, tidak di pake terus ya, kenapa hanya di bulan puasa saja? Ini tuntutan siapa? Mediakah, kondisi atau apa ya?

Termasuk juga masjid-masjid pada rame, sampai diteras masjid penuh. Padahal bulan-bulan sebelumnya maupun sesudahnya jarang sekali. itu pun hanya berlangsung pada awal bulan saja, bagaimana pertengahan bulan atau akhir bulan?

Nah sampai pada hari raya idul fitri, maka bergembiralah orang-orang untuk menikmati hidangan yang lezat dan nikmat. Dengan asumsi (sebagian orang) bahwa saatnya balas dendam untuk mengisi perut sebanyak-banyaknya. Padahal kalau mereka mau menggali makna bulan ramadhan jauh lebih lezat dan nikmat dari makanan.

Sinetron, iklan dan musik islami kemudian disertai artis-artis berbusana muslimah namun tidak syar’i, pada hakekatnya adalah permainan media yang memanfaatkan momentum bulan ramadhan untuk merekrut simpati masyarakat sebanyak-banyaknya agar produk-produk yang mereka tampilkan laku dipasaran. Apa tujuan utamanya adalah asas keuntungan atau materi (kapitalisme) tanpa memperdulikan halal wa haram. Halal wa haram maksudnya tidak memperdulikan apakah yang mereka tampilkan sesuai dengan aturan islam atau tidak, contoh :

Dalam sinetron banyak sekali wanita-wanita yang dieksploitasi tanpa sadar, cara berbusana mereka tidak syar’i berpakaian ketat namun hakekatnya telanjang, bertabarruj, sering terlihat scene menampilkan wanita dan laki-laki berkhalwat dan beriktilath, berpegangan yang bukan mahramnya dan pastinya menimbulkan nafsu. Dan yang lebih parah, banyak artis-artis yang bukan beragama islam berusaha menampilkan ikon islami. Tentunya semua ini hanya berlangsung selama bulan ramdhan saja, selepas dari bulan tersebut akan lenyap nuansa islaminya. Mereka yang terlibat di dalamnya berusaha berdalih dengan alasan dakwah, tentunya dakwah memang wajib dan seluruh komponen hidup harus terlibat, namun dakwah tersebut haruslah sesuai dengan koridor islam. Maka tujuan yang sebenarnya hanya beribadah tidak ada embel-embel lain, tidak ada illat di dalamnya.

Kasihan para uztad-uztad kita, yang dengan sungguh-sungguh menyebarkan islam, malah alokasi waktu di tentukan sekian jam saja dan kebanyakan dipake bulan ini saja.

Masjid-masjid pun seperti itu hanya rame di awal bulan ramadhan saja, tidak lain dan tidak bukan turut berpartisipasi saja, sekedar formalitas. Takut di cap oleh tetangga, jarang ke masjid, akhirnya dengan berat hati dan kaki seakan-akan sulit melangkah, jadi ke masjid saja. Saya kira ini sesuatu yang umum.

Jadi seakan-akan bulan kesholehan hanya berlangsung dalam kurun waktu bulan ramadhan saja. Padahal yang seharusnya, nuansa islami harus berlangsung dan terimplemetasikan secara kaffah, baik itu di bulan ramadhan maupun diluar bulan suci ramadhan.

Kalau masalah barang-barang pada naik itu juga kapitalis, masih sedikit dari para pedagang memahami metode jual beli ala Rasulullah, hingga mengadopsilah ala jual beli barat.

Memasuki hari raya idul fitri, maka ajang unjuk pamer diri, di mulai. Baju baru, sepatu baru, semuanya baru. Padahal esensinya yang penting rapi dan bersih. makanan tersedia berbagai macam, maka dilahaplah semua. Tentunya semua ini sah-sah saja, tapi kalau niat dan tujuannya hanya bersenang-senang saja, bukan ibadah tentunya hal ini salah.

Serta masih banyak masalah-masalah lainnya, yang menghilangkan aturan-aturan agama dalam kehidupan (sekularisme).

Jika muncul pertanyaan, memungkinkankah terwujudnya pengimplementasian islam secara kaffah untuk zaman sekarang sangatlah sulit. Jawabannya benar sekali, umat islam tidak akan pernah berhasil menjalankan agamanya dengan baik, jika di bawah sistem sekarang yaitu kapitalisme, karena sifat ideologi sesat ini hanya mengukur dari sisi manfaat saja, terikat dan memaksa. Jadi satu-satunya cara untuk mewujudkan nuansa islam harus sesuai syariat islam dalam naungan khilafah islamiyah.

Bukan Malaikat

Banyak dari orang-orang sekarang menganggap wanita maupun laki-laki yang berusaha menjalankan aturan-aturan agama islam sudah pasti memahami seluk beluk agama islam itu secara total. Salah satu contoh, jika ada seorang wanita berkerudung dan asumsi masyarakat menganggap wanita tersebut sudah pasti baik dan menjalankan aturan-aturan agama dengan baik pula, namun bila suatu waktu wanita tersebut terlihat melakukan kesalahan anggaplah berbicara dengan nada tinggi dan kasar atau berbuat curang, maka mulailah timbul opini dari banyak orang bahwa ternyata wanita tersebut hanya luarnya saja yang seolah-olah alim namun sikapnya tidak ada bedanya dengan wanita-wanita awam lainnya, sehingga timbullah opini publik bahwa semua wanita berkerudung sama saja.

Padahal jika mereka mau berfikir objektif dan memahami bahwa wanita tersebut hanya seorang manusia biasa, kemungkinan melakukan kesalahan sangat besar dan berusaha semaksimal mungkin melakukan hal-hal baik lainnya.

Andai mereka juga berfikir bisa saja wanita tersebut terpengaruh dengan lingkungan sekitar di mana dia tinggal sehingga imannya down, karena keimanan itu sifatnya fluktuatif. Bisa juga wanita tersebut ilmu tentang berkomunikasi secara ahsan masih kurang atau belum cukup mendalami.

Dan boleh jadi suatu hari nanti wanita tersebut sadar bahwa kesalahan yang dia lakukan akan diperbaharui.

Sama juga dengan para dai, aktivis islam, bahkan ulama. Mereka bukan malaikat, kesalahan yang sebenarnya mereka lakukan secara sengaja maupun tidak, tidak serta merta men-judge mereka dengan alasan-alasan yang bersifat subjektif. Sikap kedewasaan, pikiran positif dan komunikasi yang baik yang semestinya ditempuh untuk mengoreksi mereka.

Akar permasalahan yang sebenarnya bukan hanya pada kekhilafan semata dari para alim tersebut, namun ketidakpahaman dari banyak umatlah. Dan pertanyaannya mengapa umat tidak memahami, itu karena umat (islam) tidak menganggap fardhu ‘ain ilmu agama. Hanya sekedar pendidikan moral yang boleh jadi dilaksanakan atau tidak, dengan berlandaskan HAM. Hingga permasalahan-permasalahan kecil seperti ini malah diperbesarkan. Jika ada pertanyaan apakah ada keterkaitan antara ilmu agama dengan masalah ini, tentunya ada yaitu terletak dari mafahim (persepsi) masyarakat dan sikapnya khususnya umat muslim terhadap muslim lainnya.

Mereka bukanlah malaikat yang tidak pernah melakukan kesalahan.

Wednesday, June 15, 2011

Bongkar Tuntas Kebobrokan HAM

Ide HAM saat ini sudah menjadi mainstream dunia dan harus diadopsi oleh siapa saja dan negara mana saja. Ide HAM terlanjur dianggap sebagai ide “sakral” yang membebaskan. Benarkah demikian? Realita menunjukkan banyak penindasan dan agresi dilakukan atas nama HAM. Intervensi dan pendiktean terhadap negara lain bahkan pengerukan kekayaannya tidak jarang diembel-embeli ide HAM. Itu mengindikasikan ada yang salah dalam ide HAM, dan pelaksanaannya pun bobrok.

Untuk menguak lebih jauh tentang kesalahan dan kebobrokan ide HAM, berikut petikan wawancara dengan Ust. H. M. Ismail Yusanto, Juru bicara HTI.

Saat ini ide HAM seakan sudah dianggap “sakral” oleh kebanyakan orang di dunia. Bagaimana pandangan Ustadz?

Pensakralan ide HAM tidak bisa dilepaskan dari hegemoni negara Barat, terutama AS, atas dunia ini di segala bidang, khususnya di bidang politik, ekonomi dan informasi. Di bawah hegemoni semacam itulah dicekokkan kepada manusia di seluruh dunia tentang ide HAM; bahwa ini adalah ide yang mulia, yang harus dijunjung tinggi dan dihormati serta dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. Siapa saja yang menolak akan tampak buruk dan dianggap tidak beradab. Ingat, ide yang jelek bila terus menerus dijejalkan, lambat-laun akan dianggap baik; dan yang baik bisa dianggap jelek. Begitulah kira-kira yang sekarang ini tengah terjadi. Dan kita sedang terjerumus kesana. Kita ikut saja membenarkan setiap tindakan zalim mereka yang jelas-jelas melanggar HAM. Menyerang negara lain dikatakan sebagai tindakan pre-emptive strike. Membunuh orang dikatakan sebagai sedang menghancurkan sarang terorisme. Penghinaan terhadap Nabi saw. harap diterima karena ini bagian dari kebebasan berekspresi. Permainan gila-gilaan para spekulan di pasar uang yang nyaris menenggelamkan ekonomi dunia dikatakan sebagai kebebasan berinvestasi. Pelacuran dikatakan profesi seks komersial. Walhasil, buat sebagian orang semua itu tidak lagi dilihat sebagai sebuah kesalahan. Meski begitu, saya sangat yakin, masih banyak orang yang waras. Bagi mereka propaganda gencar semacam itu tidaklah mampu menutupi kesalahan ide HAM, baik dari segi teroritik maupun praktiknya.

Ada yang mengatakan kalau ide HAM itu benar, yang salah adalah praktiknya. Apakah memang seperti itu?

Ide HAM bukan hanya bermasalah dari segi praktik, tetapi juga dari segi teori. Bahkan kita bisa mengatakan bahwa kebobrokan praktik HAM justru berawal dari kesalahan teoretik. Kesalahan mendasar konsep HAM adalah pada pandangan terhadap manusia; bahwa manusia dilahirkan semata dipandang sebagai pribadi yang bebas dan memiliki hak-hak asasi yang melekat pada dirinya. Kebebasan serta hak asasi itu itu harus dijaga, bahkan juga oleh negara. Dari sana lahir paham liberalisme atau kebebasan. Paham ini kemudian melahirkan turunan berupa paham kebebasan berpikir (hurriyah al-fikr), kebebasan pribadi (hurriyah asy-syakhsiyyah), kebebasan kepemilikan (hurriyah at-tamalluk), kebebasan beragama dan lainnya. Persoalan muncul, seberapa besar sesungguhnya kebebasan dan hak asasi itu ada dan bagaimana mewujudkannya. Batas itu ternyata tidak ada atau sangatlah kabur. Fakta real menunjukkan hal itu.

Selama ini apakah memang tidak ada rujukan baku bagi HAM?

Tidak ada. Kalau pun ada, biasanya orang menyebut Bill of Rights, Declaration of Human Rights, Magna Charta atau sejumlah konvensi internasional tentang berbagai aspek dari perlindungan terhadap HAM. Namun, itu hanya berhenti pada poin-poin filosofis. Bagaimana konsep detailnya tidaklah jelas. Apalagi standar implementasinya. Karena itu, wajar sekali bila kemudian konsepsi HAM sangatlah interpretatif dan bias kepentingan. Interpretasi mana yang akan dipakai sangat bergantung pada pihak yang kuat dan kepentingan apa yang mau dicapai. Di sinilah jargon might is right (siapa yang kuat dialah yang benar) menemukan realitasnya.

Ide apapun kalau tidak memiliki metode penerapannya hanya akan menjadi ilusi. Bagaimana dengan HAM?

Benar. Ide HAM memang hanya ilusi. Akibatnya, ide HAM dalam tataran praktis tidak bisa menciptakan kemaslahatan bagi kehidupan manusia. Yang terjadi justru sebaliknya, kerusakan, ketidakadilan dan keonaran muncul di mana-mana. Ide ini juga memunculkan kontroversi (misalnya soal aborsi dan kawin sesama jenis) dan kontradiksi tiada henti tentang berbagai hal di masyarakat, seperti antara individualisme dan kolektivisme, antara nasionalitas dan internasionalitas dan antara partikularitas dan universalitas, antara praktik HAM pada satu kelompok (Muslim) dibandingkan dengan pada kelompok lain (non-Muslim) dan sebagainya.

Lalu bagaimana hubungan HAM dengan imperialisme?

HAM memang telah dijadikan alat imperialisme modern. Negara adikuasa acap melakukan sesuatu dengan dalih menegakkan HAM. Contoh paling telanjang adalah serangan terhadap Afganistan pasca Tragedi WTC dan terhadap Irak. Tindakan barbar yang menimbulkan ratusan ribu korban dan kehancuran sipil itu dikatakan untuk mewujudkan hak untuk mempertahankan diri dari serangan teroris—tanpa perlu lagi diteliti apa hubungan Afganistan dengan terorisme dan Tragedi WTC, serta apakah betul ada senjata pemusnah massal di Irak (yang ternyata belakangan terbukti itu hanya bualan Bush). Begitu juga penjajahan dan penindasan Israel atas bangsa Palestina dilakukan atas nama hak hidup bangsa Yahudi. Intervensi kepada Pemerintah Indonesia juga sering dilakukan dengan alasan melindungi HAM atau memburu pelaku pelanggaran HAM, misalnya dalam kasus kerusuhan pasca jajak pendapat Timor Timur. Perlindungan terhadap Alex Manuputy, tokoh RMS, juga dilakukan atas nama HAM.

Secara praktis, bisa dijelaskan seperti apa kebobrokan HAM itu?

Secara praktis HAM telah menimbulkan proses dehumanisasi yang sangat mengerikan, keguncangan ekonomi, ketegangan serta keonaran politik dan militer di dunia. Seks bebas, aborsi, nikah sesama jenis, lesbianisme dan homoseksualitas dan sejumlah bentuk perilaku menyimpang lain adalah sebagian dari budaya yang berkembang di tengah masyarakat sekular yang begitu mengagungkan HAM.

Bukan hanya itu, dengan alasan kebebasan berekspresi mereka tidak segan-segan memperolok-olok ajaran, simbol dan keyakinan agama, terutama Islam. Berulang-ulangnya penghinaan terhadap Nabi Muhammad saw. dan munculnya pembelaan terhadap aliran sesat seperti Ahmadiyah, Lia Eden, al-Qiyadah al-Islamiyah dan lainnya jelas sekali dipicu oleh pemahaman semacam ini.

Akibat tidak jelasnya konsepsi dan implementasi HAM, masyarakat di Barat juga terus didera pertentangan antar kelompok masyarakat. Misalnya soal aborsi. Kelompok anti aborsi, biasa disebut kelompok pro-live, menolak aborsi dengan alasan bahwa janin memiliki hak untuk hidup. Sebaliknya, kelompok yang mendukung aborsi, biasa disebut kelompok pro-choice, berpendapat bahwa melanjutkan kehamilan atau tidak adalah pilihan; perempuan memiliki hak untuk memilih. Karenanya, melarang aborsi berarti telah membatasi hak untuk memilih. Runyam, kan?

Contoh lain, soal pernikahan sesama jenis (same-sex marriage). Sebagian besar masyarakat yang masih memegang nilai-nilai kemanusiaan tentu akan menolak perkawinan semacam ini; dan karena itu harus dilarang. Namun, sebagian yang lain, dan kelompok ini tampaknya makin membesar, menolak pelarangan itu karena dianggap melanggar hak asasi manusia. Di beberapa tempat, seperti di negara bagian Massachusset AS dan di Inggris, kelompok yang pro pernikahan sesama jenis tampaknya lebih kuat. Buktinya, di sana hal itu sekarang telah dilegalkan.

Hal ini, di samping menimbulkan problem psikologis dan hukum, penyimpangan-penyimpangan itu juga ternyata berdampak pada kondisi demografi. Angka pertumbuhan penduduk terus menurun. Bahkan di beberapa negara Eropa seperti Prancis dan Italia, pertumbuhan penduduk mendekati angka nol. Artinya, jumlah orang yang meninggal sama dengan yang lahir. Tingkat kelahiran bayi memang menjadi problem di sana, karena bagaimana akan lahir generasi baru bila orang mau kawin tapi tidak mau menikah. Kalaupun menikah, tidak mau punya anak. Kalau punya anak, paling satu atau dua. Apalagi bila kawin dengan sesama jenis. Dari mana akan lahir anak?

Situasi seperti ini sangat mencemaskan para pemimpin negara-negara itu. Penduduk yang ada tentu makin lama makin tua. Lantas siapa yang bakal menggantikan mereka? Siapa yang akan menjadi tentara, pegawai negeri dan sebagainya?

Yang paling konyol tentu saja praktik HAM oleh negara Barat. Mereka gembar-gembor bahwa kita harus menghormati HAM, tetapi mereka sendiri seenaknya menyerang bahkan menghancurkan negara lain, membunuh warganya tanpa alasan yang benar; menahan orang dan memperlakukannya secara semena-mena. Lihatlah apa yang terjadi di Irak, Afganistan, Palestina dan di tempat lain; juga di Guantanamo dan penjara Abu Ghraib. Tak aneh bila menurut Amnesti Internasional, AS adalah negara pelanggar HAM terbesar di dunia. Bukankah semua itu merupakan bukti yang sangat nyata tentang kebobrokan pelaksanaan HAM? Bagaimana kita mau menerima keadaan seperti ini?

Ada yang menilai, menolak HAM berarti mendukung penindasan dan ketidakadilan atau tidak menghormati hak manusia. Menurut Ustadz?

Betul itu. Hanya soalnya, HAM dalam pengertian seperti apa. Kalau HAM dalam pengertian dan praktik seperti dijelaskan di atas, justru itulah yang telah terbukti menimbulkan penindasan, ketidakadilan dan penistaan terhadap harkat dan martabat manusia. Bukankah yang dilakukan oleh AS dan sekutunya di berbagai tempat tadi telah menimbulkan penderitaan dan penindasan luar biasa di sana? Bagaimana bisa dikatakan menghormati martabat manusia, membiarkan manusia menikah dengan sejenisnya? Hewan yang paling jelek sekalipun tidak pernah melakukan tindakan bodoh semacam itu. Jadi, penolakan kita terhadap ide HAM tadi justru untuk menghapuskan penindasan, ketidakadilan dan pelecehan terhadap harkat manusia yang selama ini terjadi, yang dilakukan atas nama HAM

Jadi bagaimana kaum Muslim harus bersikap terhadap ide HAM?

Tentu saja harus bersikap kritis. Tidak boleh kita terima mentah-mentah begitu. Bahkan sejatinya, bila kita memahami Islam dengan benar, kita sesungguhnya sama sekali tidak memerlukan ide semacam itu. Kita sebagai Muslim memiliki pandangan yang khas tentang manusia, hak asasi manusia dan bagaimana cara menghormati dan menjaganya. Semua pandangan itu bersumber dari Zat Yang Mahatahu, itulah al-Quran dan as-Sunnah.

Kalau HAM harus ditolak, lalu bagaimana menjaga hak-hak manusia tanpa HAM?

Tentu saja harus ada aturan. Aturan itu mestilah bersifat universal dan lahir dari sumber yang sangat tahu tentang bagaimana mengatur hidup manusia dan menjaga hak-hak asasinya. Itulah syariah Islam yang bersumber dari Sang Pencipta tadi.

Bagaimana sebetulnya pandangan Islam tentang hak-hak manusia?

Secara filosofis, pandangan Islam tentang hak-hak asasi manusia sesungguhnya tidaklah berbeda dengan apa yang orang sebut sebagai HAM itu. Bahwa sesungguhnya manusia lahir dalam keadaan merdeka. Namun, di samping mengakui bahwa manusia memang lahir sebagai manusia yang bebas, Islam juga mengingatkan bahwa manusia diciptakan sebagai hamba untuk diminta mengabdi kepada Sang Pencipta. Karenanya, manusia itu bebas tapi sekaligus terikat dengan aturan Sang pencipta itu. Hidup dalam keterikatan pada aturan Sang Pencipta itulah makna mengabdi dan tujuan hakiki dari kehidupan manusia. Dalam kerangka seperti itulah hak-hak asasi dan kebebasan manusia diletakkan.

Maka dari itu, semua hak asasi manusia—seperti hak untuk hidup dan memiliki penghidupan, hak untuk beragama, hak untuk mengembangkan diri, hak untuk berhubungan dengan lawan jenis, membentuk keluarga dan menghasilkan keturunan; hak politik untuk menyampaikan pendapat dan melakukan kritik kepada penguasa; hak untuk mengekspresikan rasa seni; dan sebagainya—harus dilaksanakan atau diwujudkan di bawah aturan Allah Swt. Hanya dengan itu saja manusia bisa merasakan kemaslahatan atau kebaikan.

Lalu bagaimana metode Islam menjaga hak-hak manusia itu?

Islam menjaga hak-hak asasi manusia melalui penerapan syariah. Islam, misalnya, memberi kebebasan kepada manusia mau beriman atau tidak. Namun, sekali masuk Islam, orang tidak bisa keluar begitu saja. Islam juga melarang membunuh atau melukai manusia siapapun tanpa alasan yang benar. Namun, tidak berarti lantas dengan itu menolak hukuman mati. Dalam hal tertentu, seperti terhadap orang yang telah membunuh orang lain tanpa alasan yang benar, menimbulkan keonaran hebat di tengah masyarakat, menentang pemerintahan yang sah, menghina nabi, yang sudah menikah berzina, melakukan homoseksualitas, hukuman mati wajib dilakukan.

Orang boleh dengan bebas mendapatkan, menggunakan dan mengembangkan hartanya, tetapi harus dengan jalan yang dihalalkan oleh syariah. Orang boleh melakukan aktivitas apa saja; berpakaian, menikah atau bergaul dengan orang yang disukai; tetapi tidak boleh bertentangan dengan syariah. Silakan memilih model dan warna pakaian yang disukai asal menutup aurat. Silakan menikah dengan yang dicintai, asal berlainan jenis dan lelaki Muslim untuk perempuan Muslim. Silakan membentuk organisasi atau kelompok asal berdasar Islam dan untuk tujuan kebaikan. Mengkritik penguasa bukan hanya boleh bahkan disebut sebagai bagian dari kewajiban dakwah setiap warga negara. Dengan itu kebaikan akan tegak.

Demikianlah Islam dengan syariahnya menjaga dan mewujudkan hak asasi manusia sehingga kerahmatan untuk semua dapat benar-benar diwujudkan. [HM Ismail Yusanto; Jubir HTI]

Sumber : http://moslemgen.multiply.com/

Koreksi Pemahaman

Sebuah stasiun televisi swasta menayangkan dialog dengan tema Kaum muda memamdang agama dan Negara, sebuah tema yang menarik namun ternyata esensi dari pesan-pesan yang di tayangkan tidaklah semenarik temanya, sisi subjektivitasnya sangat mencolok. Dalam acara dialog terbuka yang dihadiri banyak penonton, sehingga memungkinkan audience yang hadir pada dialog tersebut diharapkan memberikan kontribusi berupa pendapat mereka, walhasil beberapa dari mereka angkat bicara tentang tema tersebut.

Salah seorang laki-laki lanjut usia, di beri kesempatan untuk memberikan pendapatnya tentang isu poligami beliau menimpali bahwa coba Tanyakan wanita mana yang mau di madu, intinya kesan yang bisa di tangkap bahwa beliau menolak poligami. Di lanjutkan pendapat dari salah satu aktivis sekaligus rangkap artis dengan sigap mengatakan poligami mengekang wanita, presenter balik bertanya kemudian bagaimana pendapat anda tentang seks, narkotika, gay dan lesbi, dengan spontan beliau menjawab “saya kira standard masing-masing moral individu berbeda.” Jadi kalau moralnya rendah mereka boleh donk melakuakn seks, narkotika, menghalalkan gay dan lesbi ?

Poligami ditolak dengan dalil HAM, sementara praktek-praktek prostitusi di biarkan tumbuh pesat. Malah ada gerakan kondomisasi, sungguh aneh??

Itu baru satu pemasalahan, isu lain yang di angkat juga mengenai tanggapan kaum muda terhadap politik . Salah satu statement menarik yang di kemukakan menteri pemuda dan olahraga mengenai politik demokrasi, beliau menimpali sewaktu di Tanya oleh presenter mengenai pergantian sistem di Indonesia katanya tingkat perhatian kaum muda terhadap perpolitikan saat ini mulai naik di bandingkan beberapa tahun yang lalu, terbukti dengan adanya isu pergantian sistem. Lah, wong kita memperhatikan perpolitikan bukan berarti kita care terhadap sistem kufur demokrasi, tetapi mencoba mengangkat dan menelanjangi sistem ini, terlihat beliau mencoba memalingkan makna.

Isu lain yang diangkat mengenai kerudung (jilbab), kalkulasi kewajiban berkerudung 38 % dan 28 % tergantung keputusun wanita. Pembicara di tanya mengenai hasil polling ini beliau berkata terlihat dengan jelas sebesar 28 % wanita boleh memilih, sehingga harus di lihat juga sosial culturalnya. Walah, malah semakin ngawur wong ini, pertimbangan lain dalam syariat kamu mau atau tidak harus tunduk dalam islam termasuk dalam pemakaian kerudung.

Inilah dia buah dari pemikiran orang-orang terpengaruh ideologi sekuler-liberal, tidak memandang apakah agama ini menghalalkan atau mengharamkannya. Yang jelas harus di kondisikan di mana kita berpijak sekarang.

Sebenarnya acara itu menampilkan polling dari voice masyarakat tentang tema tersebut, tetapi ini bukan menjadi sumber acuan utama untuk melawan aturan-aturan agama islam, coba dipikir setiap orang akan memberikan persepsi masing-masing terhadap aturan-aturan dalam agama ini, dengan hasil ijtihad masing-masing maka akan menghasilkan beragam keputusan. Dengan buah dari beragamnya keputusan akan lahir pula perilaku-perilaku yang beragam, entah itu dalam koridor agama atau tidak. Jadi penentuan halal dan haramnya sesuatu tergantung di tangan masing-masing orang, bukankah ini menyalahi hukum syara’? bukankah seorang muslim harus selalu dalam bingkai keislamannya? Jadi anda muslim harus taat terhadap hukum agama, sebagai konsekuensi dari syahadatain dan anda yang bukan non muslim silahkan juga menjalankan ritual ibadah kalian.

Di akhir dari acara tersebut di tampilkan polling orientasi terhadap keluarga, sebanyak 94,4% memilih keluarga. Nah, dengan hasil tersebut, bukankah ini telah menjawab secara tidak langsung bahwa kebersamaan keluargalah yang dibutuhkan oleh kebanyakan orang. Pertanyaannya, apakah di tengah-tengah adopsi ideologi barat memungkinkan terwujudnya kedekatan tersebut? Justru tidak karena tuntutan zaman maka mereka harus sibuk dengan masing-masing urusan yang pada akhirnya muncul sifat individualistic. didikan dari keluargalah terutama seorang ibu kepada anak-anaknya hal yang utama, tetapi karena peran ganda seorang ibu mengakibatkan mereka dilema untuk memilih, bahkan ada yang lebih memilih pekerjaan. Hingga lahirlah anak-anak yang kurang terjamahi kasih sayang, akibatnya buta lah sang anak tentang ketaatan kepada orang tua, lalu lahir generasi pembangkang.

Jadi terjadi kontradiksi dari pendapat salah seorang pemateri yang mengatakan kenapa anak-anak lebih memilih curhat kepada temannya daripada kedua orangtuanya?

Hanya kembali kepada penegakan islam secara kaffah dengan sistem yang berlandaskan kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Maka problematika umat terkhusus islam akan menjadi terselesaikan dan akan sejahtera. Tegok dan perhatikan dengan seksama kebangkitan umat islam terdahulu pada abad pertengahan, tidakkah kalian rindu?

Thursday, May 05, 2011

Dar Al Ifta' Larang Penyesatan Asy’ari, Sufi dan Salafy

Dr. Ali Jum’ah, Mufti Mesir melakukan satu langkah baru yang bertujuan untuk menghidari apa yang disebut sebagai bencana akibat konflik antara anak bangsa. Dar Al Ifta' (Lembaga Fatwa Mesir), organisasi yang beliau pimpin, mengundang para tokoh dari berbagai kelompok Muslim untuk mengkaji program yang jelas untuk kebangkitan umat dan menghindari wilayah perbedaan, demikian lansir almesryoon.com (5/5)

Salah satu ulama Al Azhar ini menyampaikan kepada para ulama di berbagai kelompok Muslim untuk mempersiapkan diri datang ke Dar Al Ifta’ Al Mishriyah. Hal ini dilakukan dalam rangka menjalankan tugasnya dalam pengaturan dan penertiban, agar terbentuk kesatuan kalimat dan mashlahat untuk negara dan umat.

Dar Al Ifta’ menyeru pentingnya kesepakatan untuk menerapkan fatwa ulama’ umat yang bersepakat bahwa siapa saja yang mengikuti salah satu dari madzhab yang diakui dari Ahlu Sunnah wal Al Jama’ah, maka dia seorang Muslim, yang tidak boleh dikafirkan dan diharamkan darahnya, kehormatannya serta hartanya. Dar Al Ifta’ juga mengaskan bahwa tidak boleh mengkafirkan dan memfasikkan penganut aqidah Al Asy’ariyah dan siapa yang menganut tashawuf hakiki serta penganut pemikiran Salafy yang benar. Sebagaimana dilarang untuk mengkafirkan dan memfasikkan kelompok lain dari umat Islam yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Shallallahu Alaihi Wasallam, rukun Iman dan Islam serta tidak mengingkari parkara yang lazim diketahui dari agama.

Dr. Ali Jum’ah juga menyebutkan kaidah yang diakui para ulama Muslim sepanjang zaman, yakni, “Sesunggunya yang diingkari adalah hal yang disepakati (bahwa hal itu mungkar), dan tidak diingkari hal yang diperselisihkan di dalamnya.”

Beliau menambahkan, “Jika kami memilih satu madzhab dari madzhab-madzhab yang ada atau kami bertaklid kepada salah satu imam dari para imam, maka saya tidak akan mengingkari saudara saya yang bertaklid kepada imam lain atau madzhab lain yang berbeda.
Sumber :Hidayatullah.com

Saturday, April 23, 2011

Fadhilah Menuntut Ilmu dan Majelis Ilmu

Keutamaan Penuntut Ilmu

1. Akan Diangkat Derajatnya Oleh Allah Subahanhu Wata’ala

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Mujadilah :11)

2. Memiliki Rasa Takut Kepada Allah Subhanahu Wata’ala

Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan je- nisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba- Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Ma- ha Pengampun. (QS. Al-Fatir : 28)

3. Dimudahkan ke Surga (Jannah)

“Barangsiapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)

4. Lebih Mulia Dari Ahli Ibdah

Dari abu umaina al balili dia berkata disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam tentang dua orang, salah satu ahli ibadah dan yang lain thalibul ilmi maka bersabda Rasulullah : “Keutamaan orang yang menuntut ilmu di atas ahli ibadah seperti keutamaanku di atas orang yang paling rendah di antara kalian.” (HR, Tirmidzi)

Keutamaan Majelis Ilmu (Dzikir)

1. Diturunkan Rahmat, Ketentraman dan Oleh Allah Akan Disebut-Sebut Namanya di Hadapan Penghuni Langit

"Dan tidaklah sekelompok orang yang berkumpul di dalam rumah diantara rumah-rumah Allah, mereka membaca Al-Qur'an dan saling mengajarkan Al-Qur'an diantara mereka, kecuali Allah akan menurunkan kepada mereka rasa tentram dan melimpahi mereka dengan kasih sayang, para malaikat meliputi mereka, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka dihadapan para penghuni langit." (HR. Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

2. Majelis Ilmu Merupakan Taman-Taman Surga

Dari anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam “jika kalian melewati taman-taman surge maka singgahlah” dan para sahabat bertanya “apa itu taman-taman surga ya Rasulullah ? beliau menjawab “ majelis dzikir” (HR. Tirmidzi)

Maraji'
Catatan Tarbiyahku

Akhlak Kepada Saudara

Mengucapkan Salam di saat bertemu dengan saudara seiman adalah sikap terpuji, karena memang hal tersbut juga dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Makna salam mengandung doa, dengan kita mengucapkan salam maka sama halya kita mendoakan kebaikan teman kita.

Tersenyum Senyum adalah ibadah begitulah yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW, senyum juga sama dengan kita bersedekah. Niat tulus dari dalam hati disertai senyum yang ikhlas, akan memancarkan sensasi berbeda kepada orang yang kita berikan senyum. Sehingga membangkitkan semangat bagi teman kita, tentunya memberikan efek positif juga bagi pribadi dalam menjernihkan hati dari penyakit hati.

Berbicara dengan Lemah Lembut Cara Rasulullah SAW berbicara tidak cepat dan tidak lambat, artinya pertengahan. Kalau terlalu cepat, penyampaian informasi kepada orang lain susah ditangkap sebaliknya kalau terlalu lambat membuat seseorang merasa bosan dan kadang pula membuat seseorang merasa mengantuk. Nah, cara efektifnya pastinya yang netral atau pertengahan.

Sering saudara kita membutuhkan sandaran dalam memecahkan permasalahan yang dihadapainya, baik itu urusan umum ataupun pribadi. Mendengarkan Curahan Hati seseorang salah satu sikap yang baik, hal demikian karena saudara kita merasa bahwa ternyata ada temannya yang mau dan menghargai eksistensi dirinya. Setelah itu berikan solusi yang bijak, dan menasehatinya bahwa masalah yang dideritanya mungkin salah satu penguat iman, penguat kesabaran, dan mengajarkan kedewasaan.

Tidak Memotong Pembicaraan Akan timbul rasa dongkol dan jengkel yang sangat tatkala ada seorang teman yang tanpa adab memotong pembicaraan. Jangan sampai sikap ini dimiliki oleh kita, karena sebenarnya akibatnya sangat buruk seperti, teman-teman akan menjauh karena sikap yang tidak beradab ini, mereka akan berfikir bahwa diri kita penuh dengan sok tahu dan menilai kita keras kepala.

Tidak Mengejek dan Menertawai Kekurangannya Tidak ada seseorang yang sempurna di dunia ini, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, karena semua adalah karunia Allah SWT. Kekurangan-kekurangn yang dimiliki perindividu ada baiknya jangan diejek dan ditertawai, sebab akan menimbulkan gesekan hati antarpertemanan yang buruk. Contoh, “Kamu, si hitam jangan bergabung dengan kami” atau “Suaramu sangat mengerikan kayak hantu” bahkan ada juga “Hey fir’aun.” Julukan-julukan demikian hal yang sangat memiriskan hati masukkah di akal ada saudara kita yang berperilaku jelek kemudian di samakan dengan kafir firaun? Padahal Rasulullah pernah berkata bahwa seseorang yang memanggil saudaranya dengan panggilan kafir akan kembali kepada orang yang berkata kafir. Segala hal yang berbau kepribadian, fisik dll jangan melontarkan kata- kata seperti di atas atau semisal dengannya. Dan jangan pula menertawai kekurangannya.

Berpenampilan Menarik Usahakan menjaga kebersihan fisik, jangan ada tercium bau-bau yang kurang sedap. Karena ini juga mempengaruhi pergaulan kita, bisa jadi teman yang di ajak bicara menjauh dari kita karena bau yang tercium. Jangan sampai juga ada informasi yang urgent, yang teman kita ingin sampaikan, malah tidak jadi karena faktor tersebut, rugilah. Dikisahkan dalam sejarah bahwa Nabi mulia kita tidak terlihat nokta di pakaiannya. Jadi bisa dibayangkan bagaimana bersihnya beliau. Kesuciankan adalah sebagian dari iman?

Tidak Mengambil Hak Saudaranya Contoh kecil, bangku yang sudah di patok oleh saudara kita kemudian dengan beraninya kita mencaplok kursi itu adalah milik kita, padahal beliau adalah yang pertama yang memilikinya, kasus ini pun sama sewaktu kita juga bermajelis. Apapun yang menjadi hak saudaranya jangan sekali-kali mengambilnya, kecuali jika ada izin darinya.

Memberikan Hadiah
Saling memberikan hadiah adalah sesuatu yang sering terjadi dikalangan para sahabat dulu, yang gunanya saling menyebarkan kasih sayang. Kita semua pasti sangat bergembira jika ada seseorang yang memberikan sesuatu yang istimewa.


Saling Mengunjungi (Silaturahim) Berkunjung ke rumah teman lebih dapat memperkuat keakraban di antara sesama, bercengkrama dan saling bertukar informasi. Nilai plusnya yaitu memperbesar ruang rejeki, Rasulullah pernah berkata untuk melapangkan rezeki, tentu harus saliang bersilaturahim.

Mendoakannya Dalam hadits dikatakan bahwa mendoakan sesama saudara dan saudara kita tidak mengetahui bahwa kita mendoakannya maka itu akan terijabahi. Minta doalah kepada Allah untuk memperkuat tali persaudaraan.

Saturday, April 16, 2011

Mandi Wajib

Mandi wajib dilakukan setelah wanita telah haid, telah melakuakan jima’ (bersetubuh) dan mimpi basah bagi laki-laki.

“ Dan bila kalian junub, maka mandilah.” (QS Al-Maidah : 6)

“Janganlah kalian menghampiri masjid, sedang kalian dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, sehingga kalian mandi.” (QS. An-Nisa : 43)

“Jika datang haidmu, maka tinggalkanlah shalat. Dan jika telah tuntas, maka mandilah dan shalatlah.” (HR. Bukhari)

Tata Cara Mandi

1. Berniat menghilangkan hadats besar melalui mandi

“Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung niatnya…” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Membaca Basmalah

“Wudhulah kamu dengan membaca “Bismillah” (HR. An-Nasai dengan sanad yang baik)

3. Selanjutya membasuh kedua telapak tangan tiga kali

4. Membersihkan kemaluan dengan menggunakan tangan kiri, sambil mengosokkan tangan ke tanah atau menggunakan wangi-wangian

“Kemudian menuangkan air pada kemaluannya dan membasuhnya dengan tangan kirinya, lalu gosokkan tangannya pada tanah.” dan dalam riwayat lain, “Maka ia mengusap tangannya dengan tanah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Berwudhu

6. Mengambil air sambil memasukkan jari-jari pada pokok rambut dengan sedikt wangi-wangian, kemudian menyiramkan air sebelah kanan tiga kali dan sebelah kiri tiga kali, dan menguyur air ke suluruh tubuh

Menurut yang diriwayatkan oleh Aisyah Radhiyallahu ’anhu, telah berkata bahwa “Rasulullah SAW suka mendahulukan kanannya, dalam memakai sandalnya , bersisirnya, bersucinya dan dalam segala halnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Aisyah radhiyallahu’anhu, “Jika Nabi SAW, mandi karena janabah, beliau minta suatu wadah, (seumpama ember) lalu mengambil air dengan telapak tangannya dan memulai dari sisi kepalanya yang sebelah kanan lalu yang sebelah kiri, lalu mengambil air dengan kedua telapak tangannya, maka ia membasuh kepalanya dengan keduanya.” (HR Bukahri dan Muslim)

“Apabila Rasululalh Shallallahu’alaihi Wasallam hendak mandi jenabah beliau memulai dengan membasuh kedua telapak tangan sebelum beliau memasukkannya ke dalam bejana. Kemudian beliau membasuh kemaluan dan berwudhu sebagaimana hendak melaksanakan shalat. Lalu beliau menyela-nyela kepalanya tiga kali dan menyiramkan ke seluruh tubuhnya.” (HR Tirmidzi dan beliau menshahihkannya)

Ketika mandi wanita diwajibkan memperhatikan bagian ketiak, lutut dan pusar, sehingga bagian-bagian tersebut benar-benar terkena air, demikian juga dengan kulit kepala.

Maraji’
Himpunan Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah
Fiqih Wanita, Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, Pustaka Al-Kautsar
Sentuhan Nilai Kefikihan Untuk Wanita Beriman, Syaikh Shaleh Bin Fauzan Bin Abdillah Al-Fauzan
Mutiara Hadits Arba’in Imam An-Nawawi, Abu Abdillah Bin Luqman Al-Atsari, Media Tarbiyah

Friday, April 01, 2011

Mutiara yang Hilang

Wanita adalah makhluk terindah yang diciptakan oleh Allah SWT, dengannya dunia terasa lebih sejuk. Karena sifat yang dimiliki olehnya yaitu kelembutan. Lebih khusus, Wanita islam ibarat mutiara yang harus terjaga, di simpan di tempat yang aman dan tidak sembarang dipegang oleh banyak orang, hanya orang-orang tertentu saja yang boleh dekat dengannya yaitu mahramnya. Wanita dalam islam beda dengan wanita lainnya karena ketulusan niat sebagai hamba Allah SWT dalam menjalankan aturan-aturan agamanya.

Namun apa yang terjadi pada zaman sekarang wanita dijadikan alat propaganda, dihina, dicampakkan, dan tidak dihargai. Sifat kasih sayangnya atau sifat kewanitaannya mulai sedikit demi sedikit dicampakkan oleh banyak orang. Tentunya masalahnya bukan karena kesalahan orang lain tetapi kesalahan wanita itu juga. Ukuran kesalahan wanita karena mereka sendiri yang mau dihina, bentuk menghinakan dirinya dengan cara menampakkan mahkota dirinya, berpakaian yang nyaris seluruh tubuhnya kelihatan (atau sudah kelihatan).

Ditambah, dibukanya kontes-kontes ratu sejagad dengan syarat “buka-bukaan”. sangat disayangkan hal terindah dimiliki oleh seorang wanita di tonton ribuan atau jutaan umat manusia, dan secara tidak langsung juga mencoreng wanita-wanita yang telah berusaha menutup dirinya dengan sebagian wanita mempertontonkan dibalik pakaiannya. Di sini lah titik permasalahnnya karena perbuatan yang menurut sebagian orang hal lumrah, padahal hakekatnya telah menghinakan dejarat seorang wanita. Dengan panjingan buka-bukaan tersebut mengundang laki-laki hidung belang melirik untuk mempermainkannya, entah itu dengan menjadikannya alat promosi produk atau sekedar memuaskan nafsu, mencari keuntungan duniawi semata dan celakanya banyak wanita “meridhoinya”

Bila satu aturan Allah SWT telah dilanggar maka muncullah keburukan-keburukan lain seperti akhlak ikut tercoreng, padahal keindahan wanita sesungguhnya terletak dalam dirinya (inner beauty). Dan jika pusat keindahannya rusak, maka rusak juga lainnya. Sehingga penghargaan dari orang lain lebih-lebih dari Allah SWT mustahil untuk diraih.

Jika seluruh dunia membangga-banggakan kontes “buka-bukaan” lain halnya dengan di Negara Arab Saudi pemilihan pemenang berdasarkan akhlak terpuji wanita tersebut. Semustinya inilah ajang sesungguhnya dinilai berdasarkan perilaku baik bukan berperilaku binatang. Bentuk penghargaan dunia pun di dapat sekaligus predikat akhirat dengan izin Allah SWT juga diraih.

Jangan kalian mengikuti budaya non muslim di barat sana, mereka berperilaku demikain karena mereka telah kehilangan rasa malu. Budaya tersebut penuh kebohongan dan pelecehan wanita, semestinya kita sebagai wanita islam berusaha untuk mempengaruhi mereka bukan kita yang malah tertarik mengikuti gaya hidupnya.

Hakekat umat manusia itu harus berpakaian sebagaimana tertuang dalam surah Al’Araf ayat 26, Allah SWT berfirman :

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”

Jangan berperilaku jahiliyah mengumbar kecantikan dan keindahan kalian (Tabarruj), Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 33

“dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu”

Jelas bahwa wanita islam telah terikat oleh hukum “langit” tujuannya untuk memuliakan wanita.

Alkisah seorang lelaki berpapasan dengan seorang syaikh yang mana istri syaikh tersebut menutup seluruh tubuhnya, lelaki tersebut bertanya kepada syaikh tersebut. “Apakah kamu tidak mengurung istrimu,” Kemudian syaikh balik bertanya “Jika kamu memiliki mutiara yang sangat berharga maka di mana kamu akan menaruhnya?” lelaki itu menjawab “Di tempat yang sangat khusus, di mana orang-orang tak dapat melihat maupun memegangnya.” Syaikh menjawab “Seperti itulah kuperlakukan istriku.” Sontak lelaki itu terkejut.

Seperti itulah seorang wanita diperlakukan layaknya mutiara yang tersimpan aman dan hanya pemiliknya saja yang puas melihat maupun memegangnya.

Kodrat kita adalah manusia yang memiliki rasa malu, malu adalah bagian dari sebuah ibadah. Wanita yang mengotori dirinya dengan melanggar aturan agama (maksiat) maka mengundang murka Allah SWT. Tentunya kita sebagai manusia yang dikreasikan oleh pencipta mutlak tunduk dan taat kepada pencipta. Sama halnya jika kita membuat sesutu logikanya kreasi under kontrol kita.

Maka, wahai kaum hawa jaga dirimu dengan malumu, jangan “malu-maluin”. Dan untuk kaum Adam berilah nasehat bagi saudara-saudara perempuanmu untuk pandai-pandai dalam menjaga diri. Ikrarkan dalam diri kalian untuk berpakaian yang layak sesuai dengan hukum islam.

Thursday, March 17, 2011

Scientists Admit Qur’an is from God

Today together we'll go in a journey with Qur'an and science , Even the Westerns scientists admit that Qur'an is from God not humans .

God Almighty said :


وَيَرَى الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ الَّذِي أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِي إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

" Those who have been given knowledge see that what is revealed unto thee from thy Lord is the truth and leadeth unto the path of the Mighty, the Owner of Praise " (Surat 34 Verse 6)

Professor Keith Moore

Professor Keith Moore is one the greatest scientists of anatomy and embryology in the world, received this award in 1984 ; he presented the most prominent in the field of anatomy in Canada, he was granted the Award from the Canadian Association of Specialists in anatomy. He led many international associations, such as the Canadian Society and American specialists anatomy and the Council of Union of Biological Sciences .


Part 1
http://www.youtube.com/watch?v=Fl8rNTkkJMQ

Part 2
http://www.youtube.com/watch?v=u6t__C3UDUM

Professor William W. Hay

http://www.youtube.com/watch?v=KU19fxweoKY

Professor Gerald

Professor Gerald C. Goerenger, director and professor of embryology at the Department of medical cell biology, Washington, DC, United States of America .

http://www.youtube.com/watch?v=gcxhA3lZwLw

Professor Johnson

Professor Marshall Johnson, Professor of Anatomy and Developmental Biology at Thomas Jefferson University, Philadelphia, Pennsylvania, United States of America

Part 1
http://www.youtube.com/watch?v=aX2kkCpVD8c

Part 2
http://www.youtube.com/watch?v=kmNBQspuvA8

Professor Kozai

Professor Yoshihedy Kosei , Professor at the University of Tokyo, Hongo, Tokyo, Japan, and was the director of the National Astronomical Observatory, Mitaka, Tokyo, Japan

http://www.youtube.com/watch?v=y9rB9T72_qI

Professor Kronner

Professor Alfred Kronner one of the most famous Geologists, . He said: Where Muhammad brought this from ? I think it is almost impossible that he could know about these things like the common origin of the universe, because scientists have discovered it only within the past few years, through technical complex and highly developed ways .

Part 1
http://www.youtube.com/watch?v=8ZOHLD4Ji8c

Part 2
http://www.youtube.com/watch?v=F7Vovkztuwc

Professor Persaud

Professor Persaud is Professor of Anatomy, and Professor of child health and pediatrics, and professor of obstetrics, gynecology, he was head of Anatomy for 16 years. He is famous in his field. Is the author of 22 textbook and has published more than 181 scientific papers .

http://www.youtube.com/watch?v=ZHfivlglTu4

Professor Tejasen

Professor Tejatat Tejasen Head of Department of Anatomy at the University of Chiang Mai, Thailand, has testified that this speech ( Qur'an ) can not be from Humans then he said his Shahadah and converted to Islam .

" I testify there is no God but Allah and Muhammad is the messenger of Allah "

http://www.youtube.com/watch?v=X4ySKCvsWU8

Professor Simpson

http://www.youtube.com/watch?v=JqC-USnIUnE

God says in Qur'an :


سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

" We will show them Our Signs in the universe, and in their own selves, until it becomes manifest to them that this (the Qur'ân) is the truth. Is it not sufficient in regard to your Lord that He is a Witness over all things? " (Surat Fushshilat 41 verse 53)

Al-Miski (The One Who Exuded A Good Odor)

It is reported that Abu Bakr Al-Miski was once asked

“We always find a good odor emanating from you- why or how?

He answered, “By Allah, for years now I have not used any perfume, but the reason for the good smell has to do with an ordeal that I passed through;

A woman once tricked me into entering her home. Then she closed (and locked) the door behind her, after which she began to seduce me. I became utterly bewildered as to what I should do, for I had no options before me. I said to her, ‘I need to go and purify myself.’

She ordered her servant to take me to the bathroom, and when I entered it, I took feaces in my hand and wiped it all over my body. Then I returned to her in that state.


Shocked to see me like that, the woman ordered that I be removed from her home. I left and immediately took a shower. That very night I saw a dream; in it, it was said to me, ‘You have done that which no one else has ever done. I will make your smell good and pure in this world and in the Hereafter.’

When I woke up, the smell of perfume was emanating from my body, and it has continued to emanate from my body until this very moment.”

The World is a Prison for a Believer

Rasul Allah (sal Allahu alaihi wasallam) said: “The world is a prison for a believer and Paradise for a non-believer.” (Muslim)

A believer is ever mindful of Allah (subhana wa ta’ala). Therefore, he/she is not free to do what they please. They cannot wait to get to Jannah where they will have no restrictions of any kind, no suffering, no sacrifice, and no separation from their loved ones. That is why this world feels like a prison to them. Those believers who are even more cognizant of Allah (subhana wa ta’ala) are in even more pain because of their separation from Him.

An ashiq/lover always yearns to join his Beloved (subhana wa ta’ala). This is the sole thought occupying his or her mind.

You are the true innermost desire of my heart,
Love of You is the deepest thought in my mind.
Whenever I glance at the world around me,

I find that today there was naught but You,
And that tomorrow holds naught but You.

When an ashiq looks around, he finds the heedless people of the world trapped in their desires. To him the world seems like a cage.

On the other hand, a person who is not mindful of Allah, does whatever they feel like, or whatever they think they can get away with. There are indeed many things that can be enjoyed in this world. A person who is not looking forward to meeting their Lord, would spend their every moment trying to maximize their enjoyment here, short-lived though it is.

Thus, the non-believer can find this world to be a Paradise. But the believer knows that no happiness here is everlasting and that they are always in danger of falling into the hands of Shaytaan. They, therefore, long to get out of the exam that this world is and into the safety of the grave.





Hereafter in Islam (Dream Interpretation) : Real Life Story (Preparing for the Hereafter)

Once a man saw in his dream, that a lion was chasing him.

The man ran to a tree, climbed on to it and sat on a branch. He looked down and saw that the lion was still there waiting for him.

The man then looked to his side where the branch he was sitting on was attached to the tree and saw that two rats were circling around and eating the branch. One rat was black and the other one was white. The branch would fall on the ground very soon. The man then looked below again with fear and discovered that a big black snake had come and settled directly under him. The snake opened its mouth right under the man so that he will fall into it.

The man then looked up to see if there was anything that he could hold on to. He saw another branch with a honeycomb. Drops of honey were falling from it.

The man wanted to taste one of the drops. So, he put his tongue out and tasted one of the fallen drops of honey. The honey was amazing in taste. So, he wanted to taste another drop. As he did, he got lost into the sweetness of the honey.

Meanwhile, he forgot about the two rats eating his branch away, the lion on the ground and the snake that is sitting right under him.

After a while, he woke up from his sleep.

To get the meaning behind this dream, the man went to a pious scholar of Islam. The Islamic scholar who interpret the dream said, the lion you saw is your death. It always chases you and goes wherever you go.

The two rats, one black and one white, are the night and the day. Black one is the night and the white one is the day. They circle around, coming one after another, to eat your time as they take you closer to death.

The big black snake with a dark mouth is your grave. It’s there, just waiting for you to fall into it.

The honeycomb is this world and the sweet honey is the luxuries of this world. We like to taste a drop of the luxuries of this world but it’s very sweet. Then we taste another drop and yet another.

Meanwhile, we get lost into it and we forget about our time, we forget about our death and we forget about our graves.

This Life is Material, and the Hereafter is Far Better and everlasting :

According to Islam, this life is very short and full of material things that can get in the way of our submission to Almighty Allah SWT. It’s not wrong to have these material possessions as long as we remember our obligations to Almighty Allah SWT and thank Him for those things. We shouldn’t get preoccupied with this temporary worldly life and forget Hereafter.

It is narrated that Holy Prophet Muhammad SAW has said: “Most intellectual of man is he remembers the death most.”

It is also narrated that Holy Prophet Muhammad SAWhas said : “One who gains the love and grace of Allah SWT, always end (Ajal) will be before his eyes and he will be always worried about his death. But the one who take Satan (Shaitan) as a friend and becomes Bad-Bakht. Shaitan overpowers him and indulge (Giraftaar) him in long long desires and them he never remember death.”

Tuesday, March 15, 2011

Inspiring Woman

Rumah Seribu Malaikat Sebuah buku yang menggetarkan jiwa ditulis oleh seorang ibu paruh baya yang bernama Dra. Hj. Endang Yuli Purwati atau akrab dipanggil dengan Yuli dan seorang lagi adalah Hermawan Aksan. Kisah yang sangat menyentuh hingga meneteskan air mata ditambah ketakjuban akan kepribadian sepasang suami istri. Keluarga yang rela mengasuh puluhan anak-anak yang terlantar (yatim dan non yatim).

Dikisahkan dalam buku tersebut masing-masing biografi Yuli dan Badawi, yang sebenarnya perjalanan keras mereka membawa dampak mengantarkannya memiliki rasa iba yang besar. Kisah kehidupan beliau yang pas-pasan semasa kecil namun disusupi oleh ajaran kedua orangtua bersikap sabar, keikhlasan dan saling mengasihi (Agama). Hingga pertemunnya dengan seorang anak yang bernama Asep anak korban pemerkosaan (salah satu asbab) itulah mengantarkannya rela mengadopsi puluhan anak-anak yang bukan dari rahimnya.

Mereka bukan keluarga yang kaya raya, tetapi rasa iba yang besar mengantarkan mereka mengambil kesimpulan yang cukup berani. Pembiayaan bukan berasal dari pemerintah tetapi hasil usaha sendiri, uluran tangan-tangan suci dari kerabat dekat maupun bukan kerabat berdatangan, yang kutahu mereka juga tidak berniat meminta, namun kerelaan hati terpanggil untuk beramal.


Diceritakan juga karaktek anak-anak asuhan mereka, sifat yang berbeda-beda dan juga penangannya berbeda pula. Sisi edukatif sangat menonjol, tentang bagaimana mendidik anak bertempramen keras juga lembut, perubahan pola pikir anak, bersikap lembut dalam pengajaran, dan lebih utama menanamkan keimanan sejak dini. Kisah ini juga menceritakan perlunya berakhlak mulia sesama manusia bahkan kepada orang dejarat ekonominya rendah pun, mereka berhak di kasihi dan dihormati. Hakekatnya semua manusia sama cuman derajat ketakwaan saja yang membedakan di mata Allah SWT.

Bisa dibayangkan mengurus anak-anak terlantar yang sama sekali tidak memiliki hubungan sedarah, namun mereka dengan kerelaan hati menerima satu persatu, tidak cukup hanya itu. Memperlakukan mereka layaknya anak kandung, memberikan kasih sayang yang sama, pendidikan yang baik, merawat dengan penuh cinta kasih. Hal yang sangat sulit dibayangkan, dizaman materialisme dan hedonisme sekarang ini yang implikasinya individualistik, rasa toleransi yang menggunung dapat memecah keegoisan mereka, mementingkan masa depan anak-anak tersebut, tanpa harus terbebani makan apa nanti mereka!

Di bawah ini beberapa keutamaan-keutamaan mengasuh anak yatim dalam buku yang ditulis oleh Uztad Abu Umar Ba’asyir yang berjudul Bersanding dengan Nabi di Surga :

1. Memuliakan Anak Yatim Termasuk Akhlak yang Luhur

“Wahai Sa’ib perhatikanlah akhlaq yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyaan, laksanakan pula ia dalam masa keislaman. Jamulah tamu, muliakan anak yatim, dan berbuat baiklah kepada tetangga.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

2. Pengasuh Yatim Dijanjikan Masuk Surga

“Barangsiapa yang memungut anak yatim yang muslim, mengikut sertakanya dalam makan dan minumnya sehingga mencukupinya, maka ia pasti masuk surga.” (HR. Thabarani)

Dengan mencukupi makan dan minum (adopsi) mereka, secara langsung telah menolong mereka mengurangi beban hidup mereka. Bisa saja anak-anak tersebut memiliki background kehidupan yang buruk. Mengasuh meraka dengan mengangap keluarga salah satu bentuk akhlak baik.

3. Pengasuh Yatim akan Menjadi Teman Akrab Nabi Di Surga

“Saya akan bersama orang yang menanggung anak yatim seperti ini, sambil ia menunjuk jari telunjuk dan jari tengah, lalu ia renggangkan antara keduanya. (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi)

Rasulullah SAW menjamin hamba-hamba Allah SWT siapa saja yang rela mengadopsi anak-anak yatim maka jaminanya dapat bersanding dengan Beliau kelak di jannah. hamba yang mana tidak ingin bertemu dengan baginda Rasullullah! Suri tauladan terbaik sepanjang masa. Tentunya disamping itu ditopangi dengan ketakwaan juga.

4. Dapat Memperlembut Hati

Segala bentuk tindakan terpuji pasti melahirkan sikap yang baik sehingga menimbulkan kelembutan hati. Mengasuh anak yatim salah satu jalan melembutkan jiwa.

“Sukakah kamu jika hatimu lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? kasihanilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah ia makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR. Thabarani)

5. Dapat Memberi Keberuntungan

“Kalian tidaklah memperoleh kemenangan dan rezeki melainkan disebabkan karena adanya orang-orang lemah di antara kalian.” (HR. Bukhari)

Anak yatim merupakan salah satu kaum lemah, dengan mengasuh mereka maka kemudahan rezeki dari langit akan turun karena Setiap anak telah di tetapkan rezeki oleh Allah, rezeki itu pasti akan diraih olehnya, tidak akan ada yang mengambilnya. Jaminan ketetapan hidup seseorang di dunia semenjak di rahim seorang ibu apakah dia bahagia ataukah menderita. Tinggal tingkat emosi kita mempercayai ketetapanNya, sejauh mana kita sanggup bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Maka ini merupakan salah satu bentuk keberuntungan bagi pengasuh anak yatim tersebut.

Kisah yang menginspirasi banyak orang, akan kesabaran yang luar biasa dan kepercayaan seorang hamba dan harapan yang besar untuk meraih surgaNya.

Maraji' 

Buku Bersanding dengan Nabi di Surga oleh Abu Umar Basyir

Aku Mencium Wangi Surga

Seorang pemuda berusia tujuh belas tahun terkena tembakan peluru nyasar, maka kedua orangtuanya segera membawanya ke Rumah Sakit Angkatan Bersenjata di Riyadh.

Di dalam perjalanan menuju rumah sakit, pemuda itu memandang wajah ibunya yang sedang menangis sedih seraya berkata "Wahai ibunda, janganlah engkau bersedih, demi Allah aku dalam keadaan baik, sesungguhnya aku akan meninggal, demi Allah aku mencium semerbak wangi surga."

Setibanya di ruang gawat daurat, seorang dokter berusaha untuk menanganinya, akan tetapi pemuda itu berkata, "Wahai saudaraku! sungguh aku akan mati, aku telah mencium semerbak wangi surga, karena itu janganlah engkau merepotkan dirimu, aku hanya mengiginkan kehadiran ayah dan ibuku di sisiku."

Setelah kedua orangtuanya berada di sisinya, pemuda itu menyampaikan selamat tinggal kepada keduanya untuk selamanya, lalu melantunkan syahdat, "Asyhadu Alla Ilaaha Illallah wa Asyhadu Anna Muhammad Rasululllah."


Ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan jari telunjuk tangan kanan menunjuk, sebagaimana orang yang sedang membaca tasyahud dalam shalat.

Setelah shalat Magrib, saya menemui saudara Dhiya' seorang pengawai yang bertugas memandikan jenazah di Rumah Sakit Angkatan Bersenjata di Riyadh, ia menceritakan kejadian tersebut dan menyakinkan bahwa dirinyalah yang membuka genggaman tangan pemuda tersebut.

Ia mendapati jenazah pemuda dalam keadaan segar bugar, suatu kejadian yang belum pernah ia jumpai sebelumnya.

Saat orangtuanya ditanya mengenai kehidupan pemuda tersebut, mereka menerangkan, "Almarhum sejak memasuki umur akil baligh adalah orang yang selalu membangunkan kami menunaikan shalat malam dan membaca Al-Qur'an, selalu berusaha untuk mengikuti shalat wajib berjamaah di masjid, ia selalu mendapatkan nilai yang memuaskan dalam setiap pelajarannya, ia termasuk peraih rangking atas di kelas dua SMA."

Kemudian saya menceritakan kisah ini kepada salah seorang ahli bedah jantung yang lainnya. Tiba-tiba dokter itu mengajukan cuti selama satu minggu tanpa ada sebab dan alasan yang mendesak, ia hanya mengatakan alasan yang sangat sederhana, "Aku ingin berinstropeksi (muhasabah). Apalah artinya diriku ini dibandingkan dengan seorang pemuda yang penuh dengan kebaikan tersebut."

Kemudian saya menghubungi dokter ahli bedah jantung yang lainnya yang bekerja di Jeddah, ia pun tidak kuasa menahan penasarannya lalu menangis terharu.

Saya sangat bahagia menyaksikan perubahan pada kedua dokter tersebut, kenapa?

Karena kedua dokter itu merasa iri kepada pemuda tersebut atas kemuliaannya dengan amal ibadah ukhrawinya, bukan karena harta benda yang telah dikumpulkannya, sungguh fenomena yang menyejukkan.

Sumber : Buku Kesaksian Seorang Dokter oleh dr. Khalid bin Abdul Aziz Al-Jubair, SpJP

Friday, March 11, 2011

Keutamaan Ummul Mukminin Aisyah Radhiyallahu 'anhu

Pernikahan Nabi SAW dengan Aisyah R.A tidaklah saperti pernikahan manapun. Sungguh, Allah SWT telah memrintahkan Nabinya untuk menikahi Aisyah. Nabi telah meilhat Aisyah di dalam mimpi beliau sebelum pernikahan. Nabi SAW bersabda kepada Aisyah R.A

“Aku telah melihatmu di dalam mimpi (dua kali). Satu malaikat datang dengan membawa gambarmu dalam sebuah potongan sutera bagus. Dia berkata kepadaku: “Ini adalah isterimu”. Maka akupun menyingkap wajahmu, ternyata engkaulah orangnya. Maka kukatakan, “Jika ini adalah dari sisi Allah, niscaya Dia akan melaksanakannya.” (HR Bukhari dan Ahmad) Dia adalah istri Nabi di dunia dan diakhirat, sebagaimana telah valid di dalam As-Shahih Kecintaan Rasulullah SAW kepadanya dinampakkan secara terang-terangan, tidaklah disembunyikannya. Hingga beliau pernah ditanya :

“Manusia mana yang paling anda cintai, wahai Rasulullah? Beliau menjawab : “Aisyah”. Dia berkata lagi” lalu dari golongan laki-laki? “Beliau menjawab: “Bapaknya”. (Muttafaqun ‘alaih)

Adapun ilmunya, maka sungguh Aisyah telah mengambil banyak ilmu dari Rasulullah. Dia termasuk orang yang paling banyak meriwatkan hadits. Dan tidak ditemukan pada wanita ummat Muhammad yang lebih mengerti tentang agama islam dariapda Aisyah.


Al-Hakim dan Ad-Darimi meriwayatkan dari Masruq, bahwa dikatakan kepadanya “Apakah dulu Aisyah ahli dalam bidang faraidh? Dia menjawab : “Ya, Demi Dzat yang jiwaku ada ditangan-Nya, aku telah melihat para sahabat Nabi bertanya kepadanya tentang Faraidh.”

Az-Zuhri berkata, “Seandainya ilmu Aisyah dikumpulkan (kemudian) dibandingkan dengan ilmu seluruh wanita, maka pastilah ilmu Aisyah lebih utama.”

Dari Musa , dia berkata, “Tidaklah ada sebuah hadistpun yang sulit atas kami para sahabat Nabi berkata kemudian kami bertanya kepada Aisyah kecuali kami temukan ilmunya padanya. “Atha bin Abi Rabah berkata, Aisyah adalah orang yang paling faqih dan alim, serta orang yang paling baik pendapatnya secara umum”.

Ibnu Abdil Barr berkata : “Sesungguhnya Aisyah adalah satu-satunya orang di zamannya yang (ahli) dalam tiga disiplin ilmu, ilmu fiqih, imu kedokteran dan ilmu sastra.”

Adapun keutamanaanya, maka sangat banyak, Nabi SAW bersabda :

“Banyak di antara kaum laki-laki yag sempurna, akan tetapi tidak ada wanita yang sempurna kecuali Maryam bintu Imran, dan Asiyah istri Fir’aun. Dan keutamaan Aisyah atas kaum wanita seperti keutamaan tsarid (bubur yang sangat disukai oleh Rasul SAW) atas seluruh makanan”. (Muttafaqun ‘alaih)

Dari Aisyah, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda :

“Wahai Aisyah, ini Jibril menyampaikan salam kepadamu.” Dia berkata, aku katakan, wa’alaihissalam warahmatullah” (Muttafaqun ‘alaih)

“Aisyah berkata : “Sungguh aku telah diberi Sembilan hal yang tidak diberikan kepada wanita kecuali Maryam bintu Imran : (1) Jibril telah turun kepadaku dengan membawa gambarku, dalam mimpi beliau hingga dia memrintahkan Rasulullah untuk menikahiku (2) Beliau telah menikahiku yang dalam keadaan perawan, dan tidak pernah beliau menikahi perawan selainku (3) Beliau wafat sementara kepala beliau ada pada pengkuanku (4) Aku telah mengebumikan beliau di rumahku, rumahku dikepung oleh para malaikat (5) Jika wahyu turun atas beliau sementara beliau berada pada istrinya, maka beliaupun berpencar dari beliau, dan sungguh wahyu turun atas beliau sementara aku bersujud dengan beliau dalam satu selimut (6) Sesungguhnya aku adalah putri khalifahnya dan shiddiqnya (7) Telah turun pembelaan yang membersihkan aku dari tuduhan dalam keadaan suci dan keadaan suci (9) Aku telah dijanjikan ampunan dan rizqi yang mulia (surga)” (HR. Abu Ya’la)

Sayyidah Aisyah telah wafat pada usia 66 tahun. Dia telah memenuhi dunia dengan ilmu keutamaan dan ketaqwaannya. Sayyidah Aisyah adalah ibunda setiap umat Muhammad SAW, maka tidak ada yang membencinya kecuali Yahudi, Nashrani dan kaum munafiq.

Mudah-mudahan Allah meridhainya dan meridhai seluruh ummahatul mukminin.

Sumber : Majalah Qiblati