Rumah Seribu Malaikat Sebuah buku yang menggetarkan jiwa ditulis oleh seorang ibu paruh baya yang bernama Dra. Hj. Endang Yuli Purwati atau akrab dipanggil dengan Yuli dan seorang lagi adalah Hermawan Aksan. Kisah yang sangat menyentuh hingga meneteskan air mata ditambah ketakjuban akan kepribadian sepasang suami istri. Keluarga yang rela mengasuh puluhan anak-anak yang terlantar (yatim dan non yatim).
Dikisahkan dalam buku tersebut masing-masing biografi Yuli dan Badawi, yang sebenarnya perjalanan keras mereka membawa dampak mengantarkannya memiliki rasa iba yang besar. Kisah kehidupan beliau yang pas-pasan semasa kecil namun disusupi oleh ajaran kedua orangtua bersikap sabar, keikhlasan dan saling mengasihi (Agama). Hingga pertemunnya dengan seorang anak yang bernama Asep anak korban pemerkosaan (salah satu asbab) itulah mengantarkannya rela mengadopsi puluhan anak-anak yang bukan dari rahimnya.
Mereka bukan keluarga yang kaya raya, tetapi rasa iba yang besar mengantarkan mereka mengambil kesimpulan yang cukup berani. Pembiayaan bukan berasal dari pemerintah tetapi hasil usaha sendiri, uluran tangan-tangan suci dari kerabat dekat maupun bukan kerabat berdatangan, yang kutahu mereka juga tidak berniat meminta, namun kerelaan hati terpanggil untuk beramal.
Diceritakan juga karaktek anak-anak asuhan mereka, sifat yang berbeda-beda dan juga penangannya berbeda pula. Sisi edukatif sangat menonjol, tentang bagaimana mendidik anak bertempramen keras juga lembut, perubahan pola pikir anak, bersikap lembut dalam pengajaran, dan lebih utama menanamkan keimanan sejak dini. Kisah ini juga menceritakan perlunya berakhlak mulia sesama manusia bahkan kepada orang dejarat ekonominya rendah pun, mereka berhak di kasihi dan dihormati. Hakekatnya semua manusia sama cuman derajat ketakwaan saja yang membedakan di mata Allah SWT.
Bisa dibayangkan mengurus anak-anak terlantar yang sama sekali tidak memiliki hubungan sedarah, namun mereka dengan kerelaan hati menerima satu persatu, tidak cukup hanya itu. Memperlakukan mereka layaknya anak kandung, memberikan kasih sayang yang sama, pendidikan yang baik, merawat dengan penuh cinta kasih. Hal yang sangat sulit dibayangkan, dizaman materialisme dan hedonisme sekarang ini yang implikasinya individualistik, rasa toleransi yang menggunung dapat memecah keegoisan mereka, mementingkan masa depan anak-anak tersebut, tanpa harus terbebani makan apa nanti mereka!
Di bawah ini beberapa keutamaan-keutamaan mengasuh anak yatim dalam buku yang ditulis oleh Uztad Abu Umar Ba’asyir yang berjudul Bersanding dengan Nabi di Surga :
1. Memuliakan Anak Yatim Termasuk Akhlak yang Luhur
“Wahai Sa’ib perhatikanlah akhlaq yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyaan, laksanakan pula ia dalam masa keislaman. Jamulah tamu, muliakan anak yatim, dan berbuat baiklah kepada tetangga.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
2. Pengasuh Yatim Dijanjikan Masuk Surga
“Barangsiapa yang memungut anak yatim yang muslim, mengikut sertakanya dalam makan dan minumnya sehingga mencukupinya, maka ia pasti masuk surga.” (HR. Thabarani)
Dengan mencukupi makan dan minum (adopsi) mereka, secara langsung telah menolong mereka mengurangi beban hidup mereka. Bisa saja anak-anak tersebut memiliki background kehidupan yang buruk. Mengasuh meraka dengan mengangap keluarga salah satu bentuk akhlak baik.
3. Pengasuh Yatim akan Menjadi Teman Akrab Nabi Di Surga
“Saya akan bersama orang yang menanggung anak yatim seperti ini, sambil ia menunjuk jari telunjuk dan jari tengah, lalu ia renggangkan antara keduanya. (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Rasulullah SAW menjamin hamba-hamba Allah SWT siapa saja yang rela mengadopsi anak-anak yatim maka jaminanya dapat bersanding dengan Beliau kelak di jannah. hamba yang mana tidak ingin bertemu dengan baginda Rasullullah! Suri tauladan terbaik sepanjang masa. Tentunya disamping itu ditopangi dengan ketakwaan juga.
4. Dapat Memperlembut Hati
Segala bentuk tindakan terpuji pasti melahirkan sikap yang baik sehingga menimbulkan kelembutan hati. Mengasuh anak yatim salah satu jalan melembutkan jiwa.
“Sukakah kamu jika hatimu lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? kasihanilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah ia makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR. Thabarani)
5. Dapat Memberi Keberuntungan
“Kalian tidaklah memperoleh kemenangan dan rezeki melainkan disebabkan karena adanya orang-orang lemah di antara kalian.” (HR. Bukhari)
Anak yatim merupakan salah satu kaum lemah, dengan mengasuh mereka maka kemudahan rezeki dari langit akan turun karena Setiap anak telah di tetapkan rezeki oleh Allah, rezeki itu pasti akan diraih olehnya, tidak akan ada yang mengambilnya. Jaminan ketetapan hidup seseorang di dunia semenjak di rahim seorang ibu apakah dia bahagia ataukah menderita. Tinggal tingkat emosi kita mempercayai ketetapanNya, sejauh mana kita sanggup bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Maka ini merupakan salah satu bentuk keberuntungan bagi pengasuh anak yatim tersebut.
Kisah yang menginspirasi banyak orang, akan kesabaran yang luar biasa dan kepercayaan seorang hamba dan harapan yang besar untuk meraih surgaNya.
Maraji'
Buku Bersanding dengan Nabi di Surga oleh Abu Umar Basyir
Dikisahkan dalam buku tersebut masing-masing biografi Yuli dan Badawi, yang sebenarnya perjalanan keras mereka membawa dampak mengantarkannya memiliki rasa iba yang besar. Kisah kehidupan beliau yang pas-pasan semasa kecil namun disusupi oleh ajaran kedua orangtua bersikap sabar, keikhlasan dan saling mengasihi (Agama). Hingga pertemunnya dengan seorang anak yang bernama Asep anak korban pemerkosaan (salah satu asbab) itulah mengantarkannya rela mengadopsi puluhan anak-anak yang bukan dari rahimnya.
Mereka bukan keluarga yang kaya raya, tetapi rasa iba yang besar mengantarkan mereka mengambil kesimpulan yang cukup berani. Pembiayaan bukan berasal dari pemerintah tetapi hasil usaha sendiri, uluran tangan-tangan suci dari kerabat dekat maupun bukan kerabat berdatangan, yang kutahu mereka juga tidak berniat meminta, namun kerelaan hati terpanggil untuk beramal.
Diceritakan juga karaktek anak-anak asuhan mereka, sifat yang berbeda-beda dan juga penangannya berbeda pula. Sisi edukatif sangat menonjol, tentang bagaimana mendidik anak bertempramen keras juga lembut, perubahan pola pikir anak, bersikap lembut dalam pengajaran, dan lebih utama menanamkan keimanan sejak dini. Kisah ini juga menceritakan perlunya berakhlak mulia sesama manusia bahkan kepada orang dejarat ekonominya rendah pun, mereka berhak di kasihi dan dihormati. Hakekatnya semua manusia sama cuman derajat ketakwaan saja yang membedakan di mata Allah SWT.
Bisa dibayangkan mengurus anak-anak terlantar yang sama sekali tidak memiliki hubungan sedarah, namun mereka dengan kerelaan hati menerima satu persatu, tidak cukup hanya itu. Memperlakukan mereka layaknya anak kandung, memberikan kasih sayang yang sama, pendidikan yang baik, merawat dengan penuh cinta kasih. Hal yang sangat sulit dibayangkan, dizaman materialisme dan hedonisme sekarang ini yang implikasinya individualistik, rasa toleransi yang menggunung dapat memecah keegoisan mereka, mementingkan masa depan anak-anak tersebut, tanpa harus terbebani makan apa nanti mereka!
Di bawah ini beberapa keutamaan-keutamaan mengasuh anak yatim dalam buku yang ditulis oleh Uztad Abu Umar Ba’asyir yang berjudul Bersanding dengan Nabi di Surga :
1. Memuliakan Anak Yatim Termasuk Akhlak yang Luhur
“Wahai Sa’ib perhatikanlah akhlaq yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyaan, laksanakan pula ia dalam masa keislaman. Jamulah tamu, muliakan anak yatim, dan berbuat baiklah kepada tetangga.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
2. Pengasuh Yatim Dijanjikan Masuk Surga
“Barangsiapa yang memungut anak yatim yang muslim, mengikut sertakanya dalam makan dan minumnya sehingga mencukupinya, maka ia pasti masuk surga.” (HR. Thabarani)
Dengan mencukupi makan dan minum (adopsi) mereka, secara langsung telah menolong mereka mengurangi beban hidup mereka. Bisa saja anak-anak tersebut memiliki background kehidupan yang buruk. Mengasuh meraka dengan mengangap keluarga salah satu bentuk akhlak baik.
3. Pengasuh Yatim akan Menjadi Teman Akrab Nabi Di Surga
“Saya akan bersama orang yang menanggung anak yatim seperti ini, sambil ia menunjuk jari telunjuk dan jari tengah, lalu ia renggangkan antara keduanya. (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Tirmidzi)
Rasulullah SAW menjamin hamba-hamba Allah SWT siapa saja yang rela mengadopsi anak-anak yatim maka jaminanya dapat bersanding dengan Beliau kelak di jannah. hamba yang mana tidak ingin bertemu dengan baginda Rasullullah! Suri tauladan terbaik sepanjang masa. Tentunya disamping itu ditopangi dengan ketakwaan juga.
4. Dapat Memperlembut Hati
Segala bentuk tindakan terpuji pasti melahirkan sikap yang baik sehingga menimbulkan kelembutan hati. Mengasuh anak yatim salah satu jalan melembutkan jiwa.
“Sukakah kamu jika hatimu lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? kasihanilah anak yatim, usaplah kepalanya, dan berilah ia makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR. Thabarani)
5. Dapat Memberi Keberuntungan
“Kalian tidaklah memperoleh kemenangan dan rezeki melainkan disebabkan karena adanya orang-orang lemah di antara kalian.” (HR. Bukhari)
Anak yatim merupakan salah satu kaum lemah, dengan mengasuh mereka maka kemudahan rezeki dari langit akan turun karena Setiap anak telah di tetapkan rezeki oleh Allah, rezeki itu pasti akan diraih olehnya, tidak akan ada yang mengambilnya. Jaminan ketetapan hidup seseorang di dunia semenjak di rahim seorang ibu apakah dia bahagia ataukah menderita. Tinggal tingkat emosi kita mempercayai ketetapanNya, sejauh mana kita sanggup bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Maka ini merupakan salah satu bentuk keberuntungan bagi pengasuh anak yatim tersebut.
Kisah yang menginspirasi banyak orang, akan kesabaran yang luar biasa dan kepercayaan seorang hamba dan harapan yang besar untuk meraih surgaNya.
Maraji'
Buku Bersanding dengan Nabi di Surga oleh Abu Umar Basyir
Shine
16 March 2011 at 14:11
Aisyah
16 March 2011 at 16:57
24 April 2011 at 22:41
Aisyah
15 June 2011 at 22:02