Laman

Fadhilah Menuntut Ilmu dan Majelis Ilmu

6 komentar

Keutamaan Penuntut Ilmu

1. Akan Diangkat Derajatnya Oleh Allah Subahanhu Wata’ala

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Mujadilah :11)

2. Memiliki Rasa Takut Kepada Allah Subhanahu Wata’ala

Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan je- nisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba- Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Ma- ha Pengampun. (QS. Al-Fatir : 28)

3. Dimudahkan ke Surga (Jannah)

“Barangsiapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)

4. Lebih Mulia Dari Ahli Ibdah

Dari abu umaina al balili dia berkata disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam tentang dua orang, salah satu ahli ibadah dan yang lain thalibul ilmi maka bersabda Rasulullah : “Keutamaan orang yang menuntut ilmu di atas ahli ibadah seperti keutamaanku di atas orang yang paling rendah di antara kalian.” (HR, Tirmidzi)

Keutamaan Majelis Ilmu (Dzikir)

1. Diturunkan Rahmat, Ketentraman dan Oleh Allah Akan Disebut-Sebut Namanya di Hadapan Penghuni Langit

"Dan tidaklah sekelompok orang yang berkumpul di dalam rumah diantara rumah-rumah Allah, mereka membaca Al-Qur'an dan saling mengajarkan Al-Qur'an diantara mereka, kecuali Allah akan menurunkan kepada mereka rasa tentram dan melimpahi mereka dengan kasih sayang, para malaikat meliputi mereka, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka dihadapan para penghuni langit." (HR. Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

2. Majelis Ilmu Merupakan Taman-Taman Surga

Dari anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallhu ‘alaihi wasallam “jika kalian melewati taman-taman surge maka singgahlah” dan para sahabat bertanya “apa itu taman-taman surga ya Rasulullah ? beliau menjawab “ majelis dzikir” (HR. Tirmidzi)

Maraji'
Catatan Tarbiyahku

Akhlak Kepada Saudara

3 komentar

Mengucapkan Salam di saat bertemu dengan saudara seiman adalah sikap terpuji, karena memang hal tersbut juga dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Makna salam mengandung doa, dengan kita mengucapkan salam maka sama halya kita mendoakan kebaikan teman kita.

Tersenyum Senyum adalah ibadah begitulah yang dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW, senyum juga sama dengan kita bersedekah. Niat tulus dari dalam hati disertai senyum yang ikhlas, akan memancarkan sensasi berbeda kepada orang yang kita berikan senyum. Sehingga membangkitkan semangat bagi teman kita, tentunya memberikan efek positif juga bagi pribadi dalam menjernihkan hati dari penyakit hati.

Berbicara dengan Lemah Lembut Cara Rasulullah SAW berbicara tidak cepat dan tidak lambat, artinya pertengahan. Kalau terlalu cepat, penyampaian informasi kepada orang lain susah ditangkap sebaliknya kalau terlalu lambat membuat seseorang merasa bosan dan kadang pula membuat seseorang merasa mengantuk. Nah, cara efektifnya pastinya yang netral atau pertengahan.

Sering saudara kita membutuhkan sandaran dalam memecahkan permasalahan yang dihadapainya, baik itu urusan umum ataupun pribadi. Mendengarkan Curahan Hati seseorang salah satu sikap yang baik, hal demikian karena saudara kita merasa bahwa ternyata ada temannya yang mau dan menghargai eksistensi dirinya. Setelah itu berikan solusi yang bijak, dan menasehatinya bahwa masalah yang dideritanya mungkin salah satu penguat iman, penguat kesabaran, dan mengajarkan kedewasaan.

Tidak Memotong Pembicaraan Akan timbul rasa dongkol dan jengkel yang sangat tatkala ada seorang teman yang tanpa adab memotong pembicaraan. Jangan sampai sikap ini dimiliki oleh kita, karena sebenarnya akibatnya sangat buruk seperti, teman-teman akan menjauh karena sikap yang tidak beradab ini, mereka akan berfikir bahwa diri kita penuh dengan sok tahu dan menilai kita keras kepala.

Tidak Mengejek dan Menertawai Kekurangannya Tidak ada seseorang yang sempurna di dunia ini, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing, karena semua adalah karunia Allah SWT. Kekurangan-kekurangn yang dimiliki perindividu ada baiknya jangan diejek dan ditertawai, sebab akan menimbulkan gesekan hati antarpertemanan yang buruk. Contoh, “Kamu, si hitam jangan bergabung dengan kami” atau “Suaramu sangat mengerikan kayak hantu” bahkan ada juga “Hey fir’aun.” Julukan-julukan demikian hal yang sangat memiriskan hati masukkah di akal ada saudara kita yang berperilaku jelek kemudian di samakan dengan kafir firaun? Padahal Rasulullah pernah berkata bahwa seseorang yang memanggil saudaranya dengan panggilan kafir akan kembali kepada orang yang berkata kafir. Segala hal yang berbau kepribadian, fisik dll jangan melontarkan kata- kata seperti di atas atau semisal dengannya. Dan jangan pula menertawai kekurangannya.

Berpenampilan Menarik Usahakan menjaga kebersihan fisik, jangan ada tercium bau-bau yang kurang sedap. Karena ini juga mempengaruhi pergaulan kita, bisa jadi teman yang di ajak bicara menjauh dari kita karena bau yang tercium. Jangan sampai juga ada informasi yang urgent, yang teman kita ingin sampaikan, malah tidak jadi karena faktor tersebut, rugilah. Dikisahkan dalam sejarah bahwa Nabi mulia kita tidak terlihat nokta di pakaiannya. Jadi bisa dibayangkan bagaimana bersihnya beliau. Kesuciankan adalah sebagian dari iman?

Tidak Mengambil Hak Saudaranya Contoh kecil, bangku yang sudah di patok oleh saudara kita kemudian dengan beraninya kita mencaplok kursi itu adalah milik kita, padahal beliau adalah yang pertama yang memilikinya, kasus ini pun sama sewaktu kita juga bermajelis. Apapun yang menjadi hak saudaranya jangan sekali-kali mengambilnya, kecuali jika ada izin darinya.

Memberikan Hadiah
Saling memberikan hadiah adalah sesuatu yang sering terjadi dikalangan para sahabat dulu, yang gunanya saling menyebarkan kasih sayang. Kita semua pasti sangat bergembira jika ada seseorang yang memberikan sesuatu yang istimewa.


Saling Mengunjungi (Silaturahim) Berkunjung ke rumah teman lebih dapat memperkuat keakraban di antara sesama, bercengkrama dan saling bertukar informasi. Nilai plusnya yaitu memperbesar ruang rejeki, Rasulullah pernah berkata untuk melapangkan rezeki, tentu harus saliang bersilaturahim.

Mendoakannya Dalam hadits dikatakan bahwa mendoakan sesama saudara dan saudara kita tidak mengetahui bahwa kita mendoakannya maka itu akan terijabahi. Minta doalah kepada Allah untuk memperkuat tali persaudaraan.

Mandi Wajib

6 komentar

Mandi wajib dilakukan setelah wanita telah haid, telah melakuakan jima’ (bersetubuh) dan mimpi basah bagi laki-laki.

“ Dan bila kalian junub, maka mandilah.” (QS Al-Maidah : 6)

“Janganlah kalian menghampiri masjid, sedang kalian dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, sehingga kalian mandi.” (QS. An-Nisa : 43)

“Jika datang haidmu, maka tinggalkanlah shalat. Dan jika telah tuntas, maka mandilah dan shalatlah.” (HR. Bukhari)

Tata Cara Mandi

1. Berniat menghilangkan hadats besar melalui mandi

“Sesungguhnya setiap amalan itu tergantung niatnya…” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Membaca Basmalah

“Wudhulah kamu dengan membaca “Bismillah” (HR. An-Nasai dengan sanad yang baik)

3. Selanjutya membasuh kedua telapak tangan tiga kali

4. Membersihkan kemaluan dengan menggunakan tangan kiri, sambil mengosokkan tangan ke tanah atau menggunakan wangi-wangian

“Kemudian menuangkan air pada kemaluannya dan membasuhnya dengan tangan kirinya, lalu gosokkan tangannya pada tanah.” dan dalam riwayat lain, “Maka ia mengusap tangannya dengan tanah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Berwudhu

6. Mengambil air sambil memasukkan jari-jari pada pokok rambut dengan sedikt wangi-wangian, kemudian menyiramkan air sebelah kanan tiga kali dan sebelah kiri tiga kali, dan menguyur air ke suluruh tubuh

Menurut yang diriwayatkan oleh Aisyah Radhiyallahu ’anhu, telah berkata bahwa “Rasulullah SAW suka mendahulukan kanannya, dalam memakai sandalnya , bersisirnya, bersucinya dan dalam segala halnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Aisyah radhiyallahu’anhu, “Jika Nabi SAW, mandi karena janabah, beliau minta suatu wadah, (seumpama ember) lalu mengambil air dengan telapak tangannya dan memulai dari sisi kepalanya yang sebelah kanan lalu yang sebelah kiri, lalu mengambil air dengan kedua telapak tangannya, maka ia membasuh kepalanya dengan keduanya.” (HR Bukahri dan Muslim)

“Apabila Rasululalh Shallallahu’alaihi Wasallam hendak mandi jenabah beliau memulai dengan membasuh kedua telapak tangan sebelum beliau memasukkannya ke dalam bejana. Kemudian beliau membasuh kemaluan dan berwudhu sebagaimana hendak melaksanakan shalat. Lalu beliau menyela-nyela kepalanya tiga kali dan menyiramkan ke seluruh tubuhnya.” (HR Tirmidzi dan beliau menshahihkannya)

Ketika mandi wanita diwajibkan memperhatikan bagian ketiak, lutut dan pusar, sehingga bagian-bagian tersebut benar-benar terkena air, demikian juga dengan kulit kepala.

Maraji’
Himpunan Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah
Fiqih Wanita, Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah, Pustaka Al-Kautsar
Sentuhan Nilai Kefikihan Untuk Wanita Beriman, Syaikh Shaleh Bin Fauzan Bin Abdillah Al-Fauzan
Mutiara Hadits Arba’in Imam An-Nawawi, Abu Abdillah Bin Luqman Al-Atsari, Media Tarbiyah

Mutiara yang Hilang

4 komentar

Wanita adalah makhluk terindah yang diciptakan oleh Allah SWT, dengannya dunia terasa lebih sejuk. Karena sifat yang dimiliki olehnya yaitu kelembutan. Lebih khusus, Wanita islam ibarat mutiara yang harus terjaga, di simpan di tempat yang aman dan tidak sembarang dipegang oleh banyak orang, hanya orang-orang tertentu saja yang boleh dekat dengannya yaitu mahramnya. Wanita dalam islam beda dengan wanita lainnya karena ketulusan niat sebagai hamba Allah SWT dalam menjalankan aturan-aturan agamanya.

Namun apa yang terjadi pada zaman sekarang wanita dijadikan alat propaganda, dihina, dicampakkan, dan tidak dihargai. Sifat kasih sayangnya atau sifat kewanitaannya mulai sedikit demi sedikit dicampakkan oleh banyak orang. Tentunya masalahnya bukan karena kesalahan orang lain tetapi kesalahan wanita itu juga. Ukuran kesalahan wanita karena mereka sendiri yang mau dihina, bentuk menghinakan dirinya dengan cara menampakkan mahkota dirinya, berpakaian yang nyaris seluruh tubuhnya kelihatan (atau sudah kelihatan).

Ditambah, dibukanya kontes-kontes ratu sejagad dengan syarat “buka-bukaan”. sangat disayangkan hal terindah dimiliki oleh seorang wanita di tonton ribuan atau jutaan umat manusia, dan secara tidak langsung juga mencoreng wanita-wanita yang telah berusaha menutup dirinya dengan sebagian wanita mempertontonkan dibalik pakaiannya. Di sini lah titik permasalahnnya karena perbuatan yang menurut sebagian orang hal lumrah, padahal hakekatnya telah menghinakan dejarat seorang wanita. Dengan panjingan buka-bukaan tersebut mengundang laki-laki hidung belang melirik untuk mempermainkannya, entah itu dengan menjadikannya alat promosi produk atau sekedar memuaskan nafsu, mencari keuntungan duniawi semata dan celakanya banyak wanita “meridhoinya”

Bila satu aturan Allah SWT telah dilanggar maka muncullah keburukan-keburukan lain seperti akhlak ikut tercoreng, padahal keindahan wanita sesungguhnya terletak dalam dirinya (inner beauty). Dan jika pusat keindahannya rusak, maka rusak juga lainnya. Sehingga penghargaan dari orang lain lebih-lebih dari Allah SWT mustahil untuk diraih.

Jika seluruh dunia membangga-banggakan kontes “buka-bukaan” lain halnya dengan di Negara Arab Saudi pemilihan pemenang berdasarkan akhlak terpuji wanita tersebut. Semustinya inilah ajang sesungguhnya dinilai berdasarkan perilaku baik bukan berperilaku binatang. Bentuk penghargaan dunia pun di dapat sekaligus predikat akhirat dengan izin Allah SWT juga diraih.

Jangan kalian mengikuti budaya non muslim di barat sana, mereka berperilaku demikain karena mereka telah kehilangan rasa malu. Budaya tersebut penuh kebohongan dan pelecehan wanita, semestinya kita sebagai wanita islam berusaha untuk mempengaruhi mereka bukan kita yang malah tertarik mengikuti gaya hidupnya.

Hakekat umat manusia itu harus berpakaian sebagaimana tertuang dalam surah Al’Araf ayat 26, Allah SWT berfirman :

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”

Jangan berperilaku jahiliyah mengumbar kecantikan dan keindahan kalian (Tabarruj), Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab ayat 33

“dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu”

Jelas bahwa wanita islam telah terikat oleh hukum “langit” tujuannya untuk memuliakan wanita.

Alkisah seorang lelaki berpapasan dengan seorang syaikh yang mana istri syaikh tersebut menutup seluruh tubuhnya, lelaki tersebut bertanya kepada syaikh tersebut. “Apakah kamu tidak mengurung istrimu,” Kemudian syaikh balik bertanya “Jika kamu memiliki mutiara yang sangat berharga maka di mana kamu akan menaruhnya?” lelaki itu menjawab “Di tempat yang sangat khusus, di mana orang-orang tak dapat melihat maupun memegangnya.” Syaikh menjawab “Seperti itulah kuperlakukan istriku.” Sontak lelaki itu terkejut.

Seperti itulah seorang wanita diperlakukan layaknya mutiara yang tersimpan aman dan hanya pemiliknya saja yang puas melihat maupun memegangnya.

Kodrat kita adalah manusia yang memiliki rasa malu, malu adalah bagian dari sebuah ibadah. Wanita yang mengotori dirinya dengan melanggar aturan agama (maksiat) maka mengundang murka Allah SWT. Tentunya kita sebagai manusia yang dikreasikan oleh pencipta mutlak tunduk dan taat kepada pencipta. Sama halnya jika kita membuat sesutu logikanya kreasi under kontrol kita.

Maka, wahai kaum hawa jaga dirimu dengan malumu, jangan “malu-maluin”. Dan untuk kaum Adam berilah nasehat bagi saudara-saudara perempuanmu untuk pandai-pandai dalam menjaga diri. Ikrarkan dalam diri kalian untuk berpakaian yang layak sesuai dengan hukum islam.