Laman

Nasehat Kepada Akhwat dan Ikhwan

3 komentar


Dunia maya merupakan ladang yang sangat menguntungkan bagi pencari informasi up to date, akses yang sangat mudah yang tidak mengeluarkan biaya yang tinggi memberikan peluang yang semakin besar untuk menjelajah informasi dunia. Cukup saja dengan bekal laptop kemudian mencari wilayah yang menyediakan hospot atau berbekal uang sekian puluh ribu dan seketika itu dapat bermain di rumah. Sangat menyenangkan memang mendapatkan berita dengan secepat kilat karena sudah banyak website-website yang tersedia sebagai salah satu sumber termasuk juga situs jejaring pertemanan. Situs semacam ini lebih memudahkan lagi mendapatkan berita secara cepat bahkan bisa saling menuangkan ide dalam dunia chatting. Chatting adalah sarana yang sangat menghibur karena dapat berkomunikasi secara langsung baik itu jarak dekat maupun jauh. 

Di sinilah yang menjadi polemik, situs jejaring pertemanan seperti Facabook, Twitter, MillatFacebook, Netlog, Friendster dan lain sebagainya. Memungkinkan bagi seseorang untuk saling mengenal dan bertukar informasi, membicarakan hal-hal yang bersifat umum bahkan masalah pribadi sebagai tindak lanjut dari pertemanan secara kontinyu.

Kemudian bagaimanakah akhwat dan ikhwan menyikapi fenomena ini ? yang perlu di garis bawahi bahwa chatting di perbolehkan selama hal tersebut tidak mendatangkan fitnah bagi keduanya. Kita spesifikkan antara laki-laki dan perempuan, chatting yang isi pesannya berkenaan sekedar tukar informasi maka menurut hemat saya diperbolehkan namun ini yang perlu digaris bawahi jangan dan jangan rutin (penekangan serius), karena akan berimplikasi jatuhnya seseorang dalam perbuatan fitnah. Fitnah maksudnya akan tumbuh benih cinta di antara keduanya, jika telah terserang virus merah jambu ini. Perasaan menggebu akan muncul tatkala rasa keingin tahuan yang besar untuk saling mengenal dan pada akhirnya komitmen untuk saling bertemu. Kalaupun tidak bertemu minimal angan-angannya yang berkeliaran ke sana kemari memikirkan lawan chatnya tersebut. 

Termasuk hal yang menurutku memalukan adalah mencari pasangan hidup di dunia maya, Masyaallah apa jadinya mendapatkan belahan jiwa di situs jejaring pertemanan. Jangan menjadikan alasan karena belum mendapatkan calon akhirnya memilih mencari di dunia maya, atau ketertarikan semu semata, karena cara yang di tempuh tidak tepat. Banyak hal yang membuat sistem seperti ini tidak diperbolehkan, contohnya saja mereka berdua saling mengikrarkan untuk saling mengenal lebih jauh mengenai kepribadian masing-masing dan secara otomatis keduanya menyediakan banyak waktu di depan Komputer dan itu artinya banyak membuang-buang waktu, mending jika diselingi dengan mencari informasi penting kalau tidak sama sekali terbuang sia-sia waktunya. Logisnya, mana bisa kita tahu apakah dia berbicara jujur atau hanya berpura-pura, orang baik-kah dia atau tidak ? setelah itu bertukar nomor telepon serta menuju pelaminan atau malah diculik, ini bukan hipotesis tapi realitas di lapangan memang seperti itu. Kesalahannya yaitu selama proses adaptasi mereka berdua-duaan disertai pesan-pesan rayuan berarti kedua-duanya telah terkena zina hati atau bisa disebut khayalannya tingkat tinggi tentang lawan bicaranya tersebut. Jadi saya sangat berharap sebaiknya jangan tempuh jalur seperti ini. Jodoh tidak akan lari kemana, serahkan semua kepada Allah sambil terus berjalan dan berusaha melalui jalur yang syar’i.
suka ini
Entahlah,sepertinya tidak terjadi padaku. Aku hanya mencari persahabtan, bukan bertukar pikiran atau apapun di dunia maya. Entah bagaimana tak habis aku berpikir orang bisa jatuh hati dari barisan kata-kata dan kalimat.

Karena apa yang aku pandangi dan kulihat berjam-jam hanyalah layar berwarna yang selau dan semakin menyilaukan dan menyakitkan mata. Dan aku tak punya perasaan sedih,suka atau apa mungkin. Aku hanya merasakan sakitnya mata karena terlalu lama memandangi layar monitor PC ku:)
hehehe lucu k fatah,,,

hmmm gimana ya interaksi antar ikhwa dan akhwat secara continue di dunia maya bisa saja timbul rasa suka tersebut, dan ini udah banyak atau sering terjadi. Nggak tahu tuh kalau k fatah-nya sendiri.