Laman

Wednesday, July 01, 2015

School Doctrine

17 September 2012
 Ada sebuah sekolah SD, dan di dalam SD tersebut terdapat seorang guru yang beragama Nashrani. Suatu hari guru tersebut mengajar di salah satu kelas dengan niat mendoktrin anak-anak murid TK tersebut,  terjadi percakapan :

Guru  : Anak-anak, kalian bisa melihat Tuhan tidak?
Murid : Tidak....... (serentak)
Guru  : Berarti Tuhan tidak ada?

Maka semua murid merasa kebingungan, guru itu melanjutkan.

Guru  : Apakah kalian bisa melihat Yesus?
Murid : Bisa.......(serentak)
Guru  : Berarti Tuhan Yesus itu ada, dan Allah tidak ada.

Beberapa anak-anak mulai mengangguk-anggukan kepala yang menunjukkan kebenaran "pendoktrian terselubung" tersebut.

Namun tidak untuk seorang murid yang berasal dari keluarga yang taat beragama. Maka anak itupun berdiri dan berusaha menenangkan kelas yang terlihat kebingungan dan mulai percaya.

Anak  : Teman, teman itu tidak benar. Kalian bisa melihat otaknya ibu guru tidak?
Murid : Tidak......(serentak)
Anak  : Berarti ibu guru tidak memiliki otak donk?

Kisah di atas menunjukkan bahwa anak sholeh tersebut memakai logical system attacksebagaimana yang guru tersebut memakainya, untuk menunjukkan bahwa sesuatu yang tidak dilihat buka berarti sesuatu itu tidak ada.

Kisah ini saya dapat dari penuturan seorang teman yang insyaAllah terpercaya dan beberapa saya tambahkan. Ada sebuah pelajaran yang bisa di petik bahwa sejak dini, seorang anak harus dibentuk aqidahnya terlebih dahulu , jangan pernah menyuapi pemikiran-pemikiran lain. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika seorang anak berada pada situasi tersebut, aqidahnya akan qoyah apalagi jika keluarga atau bahkan orang tua  jauh dari agama dan miskin pengetahuan, bukan tidak mungkin mereka akan menelan mentah-mentah pemkiran tersebut, kalaupun tidak,  mereka akan menjadi orang berpaham pluralisme (menganggap semua agama sama). Allah Subhanahu Wata'ala  berfirman :

وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً
“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka).” (Qs. an-Nisa’ : 89)

وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ 
“Sebagian besar ahli kitab (yahudi dan nasrani) menginginkan  agar mereka mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. (Qs. al-Baqarah : 109)

وَلا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا
“Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka dapat mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran) seandainya mereka sanggup.” (Qs. al-Baqarah : 217)

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ الله 
 “Sesungguhnya orang-orang kafir menginfaqkan harta-harta mereka untuk menghalangi (manusia) dari jalan Allah.“ (Qs. al-Anfal : 36)

وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Dan orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka.” (Qs. al-Baqarah : 120)

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تُطِيعُوا فَرِيقًا مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ يَرُدُّوكُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ كَافِرِينَ
“Hai orang-orang beriman, jika kamu mengikuti sebagian ahli kitab (yahudi dan nasrani), niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.“ (Qs. Ali Imran : 100)

مَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَلاالمُشْرِكِينَ أَنْ يُنَزَّلَ عَلَيْكُمْ مِنْ خَيْرٍ مِنْ رَبِّكُم
“Orang-orang kafir dari ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) dan orang-orang musyrik tiada menginginkan diturunkannnya sesuatau kebaikkan kepadamu dari Rabbmu.” (Qs. al-Baqarah : 105)

Ayat-ayat di atas menunjukkan Ilmu Allah Subhanahu Wata'ala, akan jangkauannya menyelami hati-hati setiap hambanya, termasuk nashrani. Seberapa besar pengetahuan manusia tidak akan pernah bisa menandingi Ilmu Allah Subhanahu Wata'ala.

Wallahu'Alam

No comments:

Post a Comment