Laman

Thursday, July 02, 2015

Bukan Malaikat


Banyak dari orang-orang saat ini menganggap wanita maupun laki-laki yang berusaha menjalankan aturan-aturan agama islam sudah pasti memahami seluk beluk agama islam itu secara total. Salah satu contoh, jika ada seorang wanita berkerudung dan asumsi masyarakat menganggap wanita tersebut sudah pasti baik dan menjalankan aturan-aturan agama dengan baik pula, namun bila suatu waktu wanita tersebut terlihat melakukan kesalahan anggaplah berbicara dengan nada tinggi dan kasar atau berbuat curang, maka mulailah timbul opini dari banyak orang bahwa ternyata wanita tersebut hanya luarnya saja yang seolah-olah alim namun sikapnya tidak ada bedanya dengan wanita-wanita awam lainnya, sehingga timbullah opini publik bahwa semua wanita berkerudung sama saja.

Padahal jika mereka mau berfikir objektif dan memahami bahwa wanita tersebut hanya seorang manusia biasa, kemungkinan melakukan kesalahan sangat besar dan berusaha semaksimal mungkin melakukan hal-hal baik lainnya. Andai mereka juga berfikir bisa saja wanita tersebut terpengaruh dengan lingkungan sekitar di mana dia tinggal sehingga imannya down, karena keimanan itu sifatnya fluktuatif. Bisa juga wanita tersebut ilmu tentang berkomunikasi secara ahsan masih kurang atau belum cukup mendalami.

Dan boleh jadi suatu hari nanti wanita tersebut sadar bahwa kesalahan yang dia lakukan akan diperbaharui.

Sama juga dengan para dai, aktivis islam, bahkan ulama. Mereka bukan malaikat, kesalahan yang sebenarnya mereka lakukan secara sengaja maupun tidak, tidak serta merta men-judge mereka dengan alasan-alasan yang bersifat subjektif. Sikap kedewasaan, pikiran positif dan komunikasi yang baik yang semestinya ditempuh untuk mengoreksi mereka. 

Akar permasalahan yang sebenarnya bukan hanya pada kekhilafan semata dari para alim tersebut, namun ketidakpahaman dari banyak umatlah. Dan pertanyaannya mengapa umat tidak memahami, itu karena umat (islam) tidak menganggap fardhu ‘ain ilmu agama. Hanya sekedar pendidikan moral yang boleh jadi dilaksanakan atau tidak, (ketidakpahaman) Hingga permasalahan-permasalahan kecil seperti ini malah diperbesarkan. Jika ada pertanyaan apakah ada keterkaitan antara ilmu agama dengan masalah ini, tentunya ada yaitu terletak dari mafahim (persepsi) masyarakat dan sikapnya khususnya umat muslim terhadap muslim lainnya. 

Mereka bukanlah malaikat yang tidak pernah melakukan kesalahan. Jika ia disamakan artinya ia tercipta dari cahaya sudah pasti tempatnya di surga bukan di bumi, beribadah siang dan malam khusyuk, rukuk sekian lama, sujud terus menerus.

Nyatanya, ia tercipta dari tanah, andaikata ada seorang hamba Allah mengharap berada di tempat yang diimpikannya itu, bukan suatu kesalahan, sama halnya menuju ke sebuah negeri yang subur dari tempat jauh yang tidak dijangkau oleh orang tersebut, harapannya sudah pasti mengiginkan hal itu. Sebab apa? Banyak kenikmatan yang akan didapatkan, yang mana ia tidak merasakan di tempat yang ia naungi saat ini.

Engkau ingin berada di sana, namun amalmu masih harus ditimbang, maka nasihat sesama saudara muslim adalah bentuk keinginannya untuk bersama menuju ke sana. Maka nikmat tuhanmu yang manakah yang kau dustakan.  

No comments:

Post a Comment