Sufistik?
Entahlah itu sering terngiang dalam kepala saya, aliran apa itu? bagaimana cara pengaplikasiannya? asal dari mana? Bisakah seseorang menuju cinta tertinggi terhadap kehadiran Tuhannya? lalu bagaimana bentuknya?
Sedikit bentuk dialog singkat tadi siang bersama teman yang memunculkan percakapan sewaktu melihat penampilan yang menurutku, subhanaAllah.
Tentu yang dibicarakan ada beberapa topik, namun hati dan nalar berpikirku lebih tertarik untuk mengupas mengenai hal ini,
Seandainya (setahu saya penggunaan kata ini teramat sakral untuk digunakan, untuk dalam bidang agama tentunya) jika ada tokoh yang masa kini yang memiliki sifat seperti ini, tentu bisa dijadikan tambahan daftar perempuan yang patut dijadikan ikon kehidupan.
Tentu, jika sudah ada yang dijadikan panutan, beberapa atau banyak orang akan mengikuti, apalagi jika memang terlihat dalam aplikasi (akhlak).
Kalau ditelusuri dalam sejarah sudah ada pastinya dan telah menjadi buah bibir,
Orang bilang bentuk bentuk romantisme sejati disaat kau memiliki pasangan yang menemanimu, kau berlayar ke negeri seberang, oke memang saya setuju itu, tak ada yang memungkiri, namun selama masih ada hawa nafsu manusia, serasa terasa hambar saja, (walau kutahu memang pada penciptaan hakiki seseorang ada tiga macam naluri)
Ini jika kita berbicara dalam konteks atau fokus pribadi, akan berbeda jadinya jika sudah di masukkan dalam ranah masyarakat, soalnya kita butuh sosialisasi untuk perkembangan (hahaha seakan ahli)
Untuk yang utama tetap adalah mengesakanNya, sembari menjalankan ibadah lainnya, yaa muqallibal qulub tsabbil qalbi 'aladinik.
No comments:
Post a Comment